kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BMKG Sebut La Nina Bakal Terjadi hingga April 2025, Curah Hujan Naik 20-40 Persen


Minggu, 24 November 2024 / 11:14 WIB
BMKG Sebut La Nina Bakal Terjadi hingga April 2025, Curah Hujan Naik 20-40 Persen
ILUSTRASI. Intnsitas Hujan di Jakarta. BMKG menyebut, fenomena La Nina yang memasuki wilayah Indonesia mulai November 2024, diprediksi terjadi hingga April 2025.


Reporter: kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, fenomena La Nina yang memasuki wilayah Indonesia mulai November 2024, diprediksi terjadi hingga April 2025. 

La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, datangnya La Nina berpotensi meningkatkan curah hujan sebesar 20-40 persen.

Ia meminta masyarakat untuk mewaspadai kemunculan La Nina karena dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. 

Baca Juga: Siklon Tropos 96S Terdeteksi Mendekati RI, BMKG Rilis Daftar Wilayah yang Terdampak

“Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. 

Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (22/11/2024).

Dampak La Nina di Indonesia pada 2025 

Dwikorita menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada 2025, yakni penyimpangan suhu muka laut di Samudera Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.

Penyimpangan suhu di wilayah ini berhubungan erat dengan fenomena La Nina lemah yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. 

Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga mempengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia. 

IOD adalah perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia. 

Dwikorita menerangkan, sebagian besar wilayah Indonesia pada 2025 akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal dengan kisaran antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun. 

Baca Juga: Potensi Bencana Hidrometeorologi Indonesia Bisa Makin Parah dalam 3 Bulan ke Depan

Dari jumlah tersebut, sebanyak 67 persen wilayah Indonesia diperkirakan mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun. Jumlah ini termasuk kategori tinggi. 

Wilayah yang akan mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun adalah sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung bagian utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta sebagian besar wilayah Papua. 

Kemudian, sebanyak 15 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami curah hujan di atas normal. Wilayah yang diperkirakan dilanda curah hujan di atas normal adalah sebagian kecil Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, dan Papua bagian tengah. 

Selain itu, 1 persen wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di bawah normal, seperti Sumatera Selatan bagian barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara.  

La Nina bisa dimanfaatkan 

La Nina tidak selamanya mendatangkan malapetaka bagi Indonesia. Ada sisi positif yang bisa dimanfaatkan asalkan fenomena ini dimitigasi dengan baik. 

Dwikorita mengatakan, La Nina dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung ketahanan pangan, air, serta energi. 

Dengan begitu, petani memiliki peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. 

Tingginya curah hujan akibat La Nina juga bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas tampungan air di bendungan dan waduk yang akan mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air secara maksimum sehingga menjamin pasokan energi listrik.

Di sisi lain, masyarakat dapat memanen air hujan atau rainwater harvesting dan digunakan saat musim kemarau tiba guna mengantisipasi kekeringan.

Baca Juga: Risiko Banjir-Longsor Meningkat, Puncak Musim Hujan Diprediksi Januari-Februari 2025

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: La Nina Terjadi hingga April 2025, Curah Hujan Meningkat 20-40 Persen", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/24/110000965/bmkg--la-nina-terjadi-hingga-april-2025-curah-hujan-meningkat-20-40-persen?page=all#page2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×