kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BMKG sebut Indonesia sedang alami fenomena cuaca ekstrem, apa maksudnya?


Rabu, 26 Februari 2020 / 11:37 WIB
BMKG sebut Indonesia sedang alami fenomena cuaca ekstrem, apa maksudnya?
ILUSTRASI. Ilustrasi cuaca ekstrem. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama/17


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang mengalami fenomena cuaca ekstrem. Hal ini diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Apa maksudnya?

Seperti yang diketahui, sejak awal tahun 2020, BMKG selalu memantau perkembangan cuaca Indonesia yang cenderung dianggap masuk kategori cuaca ekstrem. Berdasarkan data historis serta analisis klimatologis BMKG, sejak tahun 1866 hingga 2019, proyeksi atau perkembangan perubahan iklim menjadi penyebab utama cuaca ekstrem yang terjadi hingga awal tahun 2020 ini. 

Meskipun proyeksi atau pemantauan perkembangan perubahan iklim telah dilakukan sejak 1866, tetapi perubahan yang terjadi dalam bentuk cuaca ekstrem mulai terjadi sejak 1900-an. "Ini bukan cuaca yang biasa saja, dari yang kami pantau adalah kondisi perkembangan cuaca ekstrem sejak tahun 1900-an sampai tahun 2020," kata Dwikorita Karnawati MSc selaku Kepala BMKG, Selasa (25/2/2020). 

Baca Juga: BMKG: Hari ini hujan lebat masih berpotensi terjadi di Jabodetabek

Dwikorita memaparkan, akumulasi curah hujan tertinggi awalnya terjadi pada tahun 1918, dengan curah hujan per hari mencapai 125,2 mm per hari. Kemudian, kondisi ekstrem pada tahun 1918 itu terjadi lagi pada tahun 1950. Pada pengulangan terjadinya kondisi ekstrem tersebut, BMKG memperhitungkan selisih jumlah tahun kondisi terulang. 

Dari tahun 1918 menuju tahun 1950, membutuhkan waktu 32 tahun lamanya sampai bisa terjadi kondisi cuaca ekstrem. "Sejak tahun berikutnya setelah itu, semakin singkat selisih tahunnya, dan intensitasnya semakin meningkat, yang tadinya hanya 125,2 mm per hari sekarang bisa mencapai 377 mm dalam satu hari. Itu terjadi pada awal tahun baru 2020," ujar Dwikorita.

Baca Juga: BMKG prediksi hujan hingga bulan depan, Anies: Waspada saja

Dia melanjutkan, ternyata kondisi kejadian fenomena cuaca dan iklim ekstrem menjadi semakin sering selama 30 tahun terakhir dengan intensitas yang semakin tinggi. "Kondisi ekstrem ini kejadiannya semakin sering sejak 30 tahun terakhir dan jangka tahunnya semakin memendek. Hari ini adalah sebagian dari fenomena (cuaca ekstrem) yang panjang tadi," ungkap dia. 

Proyeksi perkembangan perubahan iklim ini, kata dia, masih akan berlangsung hingga periode tahun 2040 mendatang. "Hal yang sama juga diproyeksikan akan terjadi di masa yang akan datang, periode tahun 2020-2040," kata dia. 

Baca Juga: Peringatan dini BMKG: Waspada hujan lebat pada dini hari nanti di Jakarta

Dari data yang telah dianalisis tersebut, menurut Dwikorita, perlu adanya lompatan dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Selain itu, perlu lebih ditingkatkan lagi koordinasi dan sinergi antara stakeholder terkait dalam penanganan bencana banjir.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Sebut Indonesia Sedang Alami Fenomena Cuaca Ekstrem, Kok Bisa?"
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Gloria Setyvani Putri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×