kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BMKG bantah ada gas beracun keluar dari kelud


Sabtu, 15 Februari 2014 / 16:01 WIB
BMKG bantah ada gas beracun keluar dari kelud
ILUSTRASI. Warga menyaksikan fenomena Halo Matahari di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/11/2020). Panasnya pol, ini penyebab suhu maksimum di Surabaya dekati 37?C menurut BMKG. ANTARA FOTO/Moch Asim.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya membantah bahwa adanya gas yang mengandung racun yang keluar dari gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

"Tidak benar itu (informasinya). Perlu dijelaskan ke publik," ujar Andi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2014).

Andi kembali mempertanyakan informasi adanya gas beracun yang sempat diinformasikan keluar dari mulut gunung Kelud pada pagi hari tadi.

"Makanya itu perlu dilihat juga sumbernya. Kasihan kan para pengungsi dan warganya," kata Andi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Letusan Gunung Kelud di Kediri masih terasa hingga Sabtu (15/2/2014). Jika sehari sebelumnya, daerah ini dihujani material seperti pasir dan kerikil, pagi ini sempat muncul asap beracun.

Asap ini diperkirakan mulai terlihat sekitar pukul 08.00 WIB dan terlihat membumbung di areal steril dengan radius 15 kilometer dari pusat erupsi. Diperkirakan tidak ada warga yang ada di kawasan keluarnya asap.

Kabar keluarnya asap beracun ini beredar di pengungsian warga Kediri. Menurut Bahrudin, masyarakat di Kecamatan Wates Kediri, warga mengetahui asap beracun ini dari petugas Pos Pantau Gunung Kelud.

"Warga dapat kabar ada asap beracun dari Gunung Kelud. Tapi, dari pengungsian pun asap ini tak terlihat juga dirasakan warga," kata Bahrudin kepada Tribunnews.com.

Petugas memberi semacam peringatan kepada warga di pengungsian Kecamatan Kepung dan Kebon Rejo agar bersiap-siap melakukan antisipasi jika nantinya asap ini berpengaruh pada kesehatan warga.

Namun, hingga dua jam setelah pemberitahuan petugas, asap tidak sampai ke areal pengungsian. Warga tidak melihat maupun menghirup asap beracun ini.

Warga sepertinya sudah terbiasa dengan peringatan semacam ini. Mereka tak terlihat panik dan tetap menjalani aktivitas di pengungsian dengan tenang. "Warga sudah siap siaga, tidak ada kepanikan karena asap beracun pagi tadi," sambung Bahrudin.

Saat ini, di radius 10 sampai 15 kilometer disterilkan aparat TNI dan relawan. Warga tidak boleh berada di areal tersebut dan diamankan di pos-pos pengungsian. (Imanuel Nicolas Manafe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×