Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari total komitmen investasi sebesar Rp 708 triliun yang masuk di tahun 2019 ini, Rp 300 triliun diantaranya adalah cikal bakal investasi untuk PT Pertamina (Persero) yang tak kunjung terealisasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dari Rp 708 triliun komitmen investasi, sudah ada Rp 129 triliun yang terealisasi, sementara nilai investasi yang tak kunjung kelar saat ini Rp 579 triliun.
Baca Juga: Super Energy (SURE) siapkan dana Rp 100 miliar untuk cari sumber pasokan gas di 2020
Kata Bahlil dari angka itu, nilai komitmen investasi PT Pertamina paling banyak terhambat karena masalah perizinan yang berbelit.
"Sekarang persoalan Pertamina hampir 300 triliun. Ini sudah lama, pak Presiden Jokowi komplain Impor ini enak uangnya cepat," kata Bahlil saat Media Gathering di Jakarta, Jumat (27/12).
Komitmen investasi Pertamina sangat dinanti-nanti oleh Presiden Jokowi, sebab kata Bahlil nilai tersebut dapat membantu kinerja Pertamina untuk meningkatkan produktivitas minyak dan gas (migas). Dus, harapannya impor migas turun, sehingga defisit migas yang masih membengkak akan terminimalisasi.
Baca Juga: Sepakat, Pertamina-Aramco mulai pengerjaan awal Kilang Cilacap
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) total Impor migas November 2019 mencapai US$ 2,13 miliar atau naik 21,6% dibanding bulan sebelumnya. Secara volume impor migas naik sebesar 22,36% atau setara 748.900 ton.
Jika dilihat lebih lanjut, peningkatan volume impor migas dipicu oleh naiknya volume impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas. "Stop impor, defisit gara-gara kontribusi salah satunya adalah impor migas," ucapnya.
Baca Juga: Pastikan pasokan BBM di SPBU Tol, Pertamina melayani, berbagi, mengedukasi
Namun demikian, catatan BKPM ada beberapa perusahaan asing yang sudah berinvestasi dalam mega proyek kilang minyak Pertamina, seperti perusahaan pelat merah Taiwan China Petroleum Corporation (CPC), Pertamina dan Roseneft PJSC. Sementara ADNOC masih dalam pembahasan.
Untuk mempercepat realisasi investasi Pertamina, BKPM akan berkunjung ke Abu Dhabi untuk melakukan pertemuan dengan investor dalam rangka menyelesaikan komitmen investasi ADNOC di Indonesia. "Investasi migas ADNOC Insha-Allah akan masuk. Besok kami akan ke Abu Dhabi selesaikan,” ujar Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News