Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Joko Widodo ingin investasi terus digenjot agar ekonomi bisa tumbuh tinggi. Dia ingin realisasi investasi tahun 2017 bisa tembus Rp 670 triliun. Sedangkan untuk tahun 2018, investasi ditargetkan bisa tembus Rp 840 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku optimis memenuhi target tersebut.
“Sudah diumumkan oleh Presiden kemarin target investasi yang sungguh luar biasa untuk 2017 dan 2018. Saya sedang pelajari apakah ada negara yang bisa menaikkan investasi tahunan segitu besar dalam waktu dua tahun, tetapi saya optimistis,” kata Thomas beberapa waktu lalu.
Dari awal tahun 2016 hingga triwulan III-2016, BKPM mencatat ada komitmen investasi asing sebesar Rp 1.800 triliun atau tumbuh 54% dibandingkan dengan periode sama 2015.
Dari jumlah itu, komitmen investasi dari Singapura mencapai US$ 20,9 miliar, Malaysia US$ 13,4 miliar, China US$ 6,1 miliar, Korea Selatan US$ 4 miliar, dan Hong Kong sebesar US$ 2,2 miliar.
Sementara realisasi investasi dari Januari-September 2016 mencapai 453,4 triliun dari target investasi pada 2016 sebesar Rp 594,5 triliun. Jumlah pencapaian tersebut meningkat 13,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 18,8% sebesar Rp 158,2 triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 10,6% sebesar Rp 295,2 triliun. Realisasi investasi sepanjang Januari-September 2016 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang.
“Mungkin Januari 2017, begitu kami umumkan realisasi 2016 akan ada sedikit kejutan positif yang masih belum boleh diungkapkan sekarang, tetapi saya kira ini mencerminkan apresiasi dari investor terhadap keseriusan pemerintah untuk perbaiki layanan, dunia usaha, sudah mulai terlhat hasilnya,” jelasnya.
Demi mencapai target ini, Thomas menekankan bahwa perizinan dan pelayanan publik diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan uangnya di Indonesia.
"Semangat reformasi itu tidak boleh melonggar. Terus genjot permudahan perizinan, perbaikan pelayanan publik, kurangi pungli-pungli dan korupsi, dan kepastian hukum tidak ada jalan pintas," katanya.
Ekonom dari Institut for Development of Economic and Finance (INDEF) Didik Rachbini mengatakan bahwa cara paling mudah untuk menarik investor adalah mendatangi investor paling potensial, dan memberikan insentif sehingga nantinya akan memicu investor lain untuk ikut menanamkan modalnya di Indonesia.
"Mencari investor dunia untuk masuk ke Indonesia itu relatif gampang. Cari kepala naganya, di New York, di London, di Tokyo. Cari satu dua orang, tarik ke sini, kasih karpet merah, beri jaminan hukum, tax policy, perlakukan dia seperti raja, nanti ekor-ekornya nya akan ikut," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News