Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis investasi dari China bakal meningkat meski saat ini terjadi ketegangan antara Indonesia dan China karena sengketa Natuna.
Seperti yang diketahui, dalam periode 2014 hingga kuartal III-2019, investasi asal Negeri Tirai Bambu menjadi sumber investasi terbesar ketiga di Indonesia setelah Singapura dan Jepang. Bahkan, total realisasi investasi China kini telah mencapai US$ 13,1 miliar.
"BKPM akan tetap meyakinkan investor China untuk datang. Iklim investasi sudah ada dan lebih baik. Masalah di Natuna pun dengan investasi merupakan hal yang berbeda," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Rabu (8/1).
Baca Juga: Jokowi tegaskan Kepulauan Natuna masuk dalam teritorial NKRI
Tidak hanya itu, Bahlil juga berharap perusahaan China yang telah berinvestasi di Indonesia bisa berpartisipasi dalam mendukung perkembangan pasar modal domestik, yaitu dengan melakukan penawaran saham perdana atawa listing perusahaan.
Untuk ke depannya, Bahlil oprimistis potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 meningkat sehingga investor asing semakin yakin untuk berinvestasi di Indonesia. Hanya saja, proses perizinan disebut masih menjadi hambatan investasi di Indonesia. Meski begitu, BKPM bakal tetap mengkoordinasikan agar masalah proses perizinan bisa teratasi.
Baca Juga: Jokowi berkunjung ke Natuna
Untuk para investor sendiri, BKPM juga berharap agar tetap berkolaborasi dengan pengusaha nasional dan mengarahkan investasi pada penciptaan lapangan kerja. "Boleh berinvestasi, tetapi tetap harus memaksimalkan penggunaan tenaga kerja lokal. Harus ada azas kebersamaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya.
Pada tahun 2019 pun, BKPM yakin bahwa realisasi investasi bisa lampaui target yang telah ditetapkan, atau lebih dari Rp 792 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News