Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) mengusulkan kenaikan tiket pesawat sebesar US$ 10 atau setara Rp 154.040 untuk mendukung pembangunan LRT bawah tanah di Bali.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum mengatakan pembangunan LRT di Bali diusulkan untuk dibangun di bawah tanah. Dampaknya ada kenaikan biaya sebanyak tiga kali lipat dari pembangunan LRT pada umumnya.
Untuk itu, perlu skema crative funding dengan Passenger Servise Charge (PSC) ini dapat menjadi opsi sumber pembiayaan untuk pembangunan LRT bawah tanah di Bali.
Baca Juga: LRT Bali Diusulkan Dibangun di Bawah Tanah, Pembiayaan Bisa Bengkak Jadi 3 Kali Lipat
"Penerbangan di Bali itu 60% adalah internasional, dan bagi mereka (penambahan US$ 10) itu tidak ada artinya," kata Ervan dalam dalam Seminar Nasional Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan, dipantau daring, Senin (25/9).
Menurutnya penambahan biaya US$10 ini tidak akan memberatkan konsumen selama ada jaminan peningkatan pelayanan yang baik bagi mereka. Terlebih, dengan pembangunan LRT di Bali ini dapat memotong kemacetan dari atau ke Bandara Ngurah Rai.
"Dan kalau extended waktunya lebih pendek yang sebelumnya perjalanan ke bandara pick hour dari 2 jam bisa 15 menit," jelas Ervan.
Baca Juga: Kini JakCard Bank DKI Bisa Top Up Melalui Aplikasi Tokopedia
Meski demikian menurutnya hal ini perlu dukungan banyak pihak mulai dari Angkasa Pura terkait dengan tiket hingga Pemerintah Daerah. "Apakah nanti akan memberatkan ini yang harus diuji," kata Ervan.
Diketahui, pembangunan LRT di Bali diusulkan untuk dibangun di bawah tanah dikarenakan oleh beberapa hal. Pertama, adanya aturan di Bali bahwa bangunan tidak boleh lebih tinggi daripada pohon kelapa. Kedua, tidak dapat melakukan pelebaran jalan lantaran di Bali terdapat banyak pura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News