Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti tingginya biaya logistik nasional yang saat ini masih berada di angka 14,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain yang sebagian besar sudah berada di bawah 10%.
“Mudah-mudahan nanti November ini bisa kita persiapkan dan pemerintah juga akan terus termasuk diregulasi di sektor logistik, agar kita bisa single digit. Negara lain di ASEAN itu hampir seluruhnya sudah single digit. Kita masih punya ‘fat’ atau ruang yang harus kita kurangi,” ujar Airlangga dalam konfrensi pers ALFI CONVEX 2025, Rabu (2/7).
Pemerintah, lanjut Airlangga, menargetkan penurunan bertahap biaya logistik nasional ke level 12,5%, dan dalam jangka menengah menuju 8% pada tahun 2030. Ia bahkan secara khusus meminta percepatan perencanaan agar target ini bisa dibahas lebih cepat.
Baca Juga: Menko Airlangga Soroti Skema Ekspor-Impor dengan FOB-CIF yang Merugikan Indonesia
“Saya minta Pak Akbar (Ketua Umum ALFI/Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) mendefinisikan kapan siap 12,5% dan kapan siap 8%. Pemerintah akan terus dorong upaya ini, termasuk lewat deregulasi sektor logistik,” tegasnya.
Perpres Logistik Disiapkan untuk Dorong Efisiensi
Sebagai bentuk konkret, pemerintah tengah menyusun rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait penguatan logistik nasional.
Terdapat tiga pilar utama dalam Perpres tersebut yakni penguatan infrastruktur konektivitas dan sarana penunjang logistik, Integrasi dan digitalisasi layanan logistik, Peningkatan daya saing sumber daya manusia dan penyedia jasa logistik.
Baca Juga: Airlangga Ungkap Alasan Terbitnya Deregulasi Impor 10 Komoditas
Transformasi logistik ini disebut Airlangga menjadi salah satu program strategi Presiden, seiring dengan upaya memperbaiki daya saing dan membuka pasar global lebih luas.
Menurut Airlangga, efisiensi logistik akan berdampak langsung pada harga barang yang lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional.
“Logistik itu penghubung antara pabrik dan konsumen. Kalau kita bisa tekan biaya logistik, maka harga barang bisa lebih murah dan daya saing kita akan meningkat,” tuturnya.
Dengan logistik yang efisien, pemerintah optimistis akan terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Selanjutnya: Rekomendasi Tempat Wisata Liburan Sekolah Juli 2025 di Medan, Apa Saja?
Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News