kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BI targetkan BI Fast beroperasi bagi masyarakat pada Desember 2021


Rabu, 14 April 2021 / 15:13 WIB
BI targetkan BI Fast beroperasi bagi masyarakat pada Desember 2021
ILUSTRASI. BI targetkan BI Fast beroperasi bagi masyarakat pada Desember 2021


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan akan meluncurkan BI fast payment system untuk pembayaran ritel. Nantinya, ini akan menggantikan sistem kliring nasional BI (SKNBI).

Bank sentral menargetkan sistem baru ini bisa beroperasi pada Desember 2021 mendatang. BI Fast Payment ini merupakan modernisasi dari SKNBI dan sejalan dengan blueprint Sistem Pembayaran Indonesia pada tahun 2025 yang dirancang oleh bank sentral.

“BI Fast kita sedang tahap pengembangan, lebaran tahun ini belum bisa, harapannya lebaran tahun depan baru bisa digunakan. Untuk tahap pertama, BI Fast untuk transfer kreditnya kami rencanakan akan go live di Desember 2021, tunggu tanggal mainnya," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta secara virtual pada Rabu (14/4). 

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, berharap sistem baru ini bisa mempercepat penyelesaian transaksi digital hanya dalam hitungan detik, selalu beroperasi, dan real time.

Baca Juga: Bank Sentral Jepang Memulai Tahap Pertama Pengujian Uang Digital

Untuk itu, Perry juga sudah bekerja sama dengan industri perbankan serta asosiasi untuk terus mendorong transformasi digital ini, termasuk dalam mendorong terus digitalisasi di perbankan. 

“Kami akan terus mendorong, bagaimana nantinya digitalisasi bank ini bisa tersambung dengan e-commerce maupun marketplace dengan standardisasi,” tandas Perry. 

Bank sentral memperkirakan perdagangan e-commerce akan mencapai Rp 337 triliun atau tumbuh 33%. Pun dengan uang elektronik digadang mampu tumbuh 32% menjadi Rp 266 triliun pada tahun 2021.  Digital banking juga diperkirakan akan naik dari Rp 27.000 triliun menjadi Rp 32.200 triliun atau tumbuh 32% pada tahun 2021.

Selanjutnya: BI ganti sistem kliring dengan BI Fast Payment pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×