Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 217,10 triliun hingga 16 September 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pembelian SBN tersebut sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
“BI membeli SBN hingga 16 September 2025 mencapai Rp 217,10 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp 160,07 triliun,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga: BI Sebut Investasi Emas Masih Digandrungi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Perry menyebut, pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.
Kebijakan moneter juga didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana diketahui, BI dan pemerintah kembali menerapkan skema burden sharing atau pembagian beban pembiayaan guna mendukung sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Beberkan Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kebijakan ini sebelumnya pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 untuk membiayai kebutuhan penanganan krisis kesehatan dan ekonomi. Kala itu skema burden sharing dilakukan dengan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar primer. Tetapi untuk kali ini, BI membeli SBN di pasar sekunder.
Selanjutnya: Siapa Djamari Chaniago? Ini Profil Menko Polkam Baru Kabinet Merah Putih
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Gelar Livin' Fest 2025, Hadirkan UMKM Hingga K-Pop
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News