kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.683   7,00   0,04%
  • IDX 8.521   -0,43   -0,01%
  • KOMPAS100 1.181   1,50   0,13%
  • LQ45 857   0,11   0,01%
  • ISSI 301   1,37   0,46%
  • IDX30 442   -1,77   -0,40%
  • IDXHIDIV20 511   -1,57   -0,31%
  • IDX80 133   0,24   0,18%
  • IDXV30 136   -0,19   -0,14%
  • IDXQ30 141   -0,45   -0,31%

BI Sudah Borong SBN Rp 217,10 Triliun Hingga 16 September 2025


Rabu, 17 September 2025 / 15:41 WIB
BI Sudah Borong SBN Rp 217,10 Triliun Hingga 16 September 2025
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat jumpa pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 217,10 triliun hingga 16 September 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 217,10 triliun hingga 16 September 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pembelian SBN tersebut sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

“BI membeli SBN hingga 16 September 2025 mencapai Rp 217,10 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp 160,07 triliun,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9/2025).

Baca Juga: BI Sebut Investasi Emas Masih Digandrungi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Perry menyebut, pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.

Kebijakan moneter juga didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, BI dan pemerintah kembali menerapkan skema burden sharing atau pembagian beban pembiayaan guna mendukung sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Beberkan Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kebijakan ini sebelumnya pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 untuk membiayai kebutuhan penanganan krisis kesehatan dan ekonomi. Kala itu skema burden sharing dilakukan dengan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar primer. Tetapi untuk kali ini, BI membeli SBN di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×