kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

BI Sudah Borong SBN Rp 217,10 Triliun Hingga 16 September 2025


Rabu, 17 September 2025 / 15:41 WIB
BI Sudah Borong SBN Rp 217,10 Triliun Hingga 16 September 2025
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat jumpa pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 217,10 triliun hingga 16 September 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 217,10 triliun hingga 16 September 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pembelian SBN tersebut sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

“BI membeli SBN hingga 16 September 2025 mencapai Rp 217,10 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp 160,07 triliun,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9/2025).

Baca Juga: BI Sebut Investasi Emas Masih Digandrungi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Perry menyebut, pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.

Kebijakan moneter juga didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, BI dan pemerintah kembali menerapkan skema burden sharing atau pembagian beban pembiayaan guna mendukung sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Beberkan Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kebijakan ini sebelumnya pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 untuk membiayai kebutuhan penanganan krisis kesehatan dan ekonomi. Kala itu skema burden sharing dilakukan dengan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar primer. Tetapi untuk kali ini, BI membeli SBN di pasar sekunder.

Selanjutnya: Siapa Djamari Chaniago? Ini Profil Menko Polkam Baru Kabinet Merah Putih

Menarik Dibaca: Bank Mandiri Gelar Livin' Fest 2025, Hadirkan UMKM Hingga K-Pop

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×