kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

BI Soroti Konflik Geopolitik India-Pakistan, Rupiah Bisa Tertekan


Rabu, 07 Mei 2025 / 14:47 WIB
BI Soroti Konflik Geopolitik India-Pakistan, Rupiah Bisa Tertekan
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menyoroti konflik geopolitik yang baru-baru ini kembali memanas yakni India dengan Pakistan akan menekan rupiah.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/05/2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyoroti konflik geopolitik yang baru-baru ini kembali memanas yakni India dengan Pakistan, yang diperkirakan akan mengganggu pergerakan rupiah.

Sebagaimana diketahui, Konflik Kashmir semakin memanas ketika India melancarkan serangan udara ke sembilan titik di wilayah Pakistan pada hari Rabu (7/5) malam. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia dalam serangan tersebut.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan,  konflik tetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir ini diperkirakan akan menambah persoalan bagi perekonomian global.

Baca Juga: Konflik Pecah! India Lancarkan Serangan Udara ke Wilayah Pakistan dan Kashmir

“Geopolitik India-Pakistan kelihatannya juga menambah persoalan yang saling ancam dengan geopolitik, mempengaruhi bagaimana pelaku masyarakat melihat landscape perekonomian dan juga pasar keuangan global,” tutur Erwin dalam taklimat media, Rabu  (7/5).

Erwin membeberkan, konflik antara India dengan Pakistan kini menjadi sentimen baru yang bisa mempengaruhi pergerakan investor di pasar keuangan. Bahkan menurutnya, setelah sejak awal tahun ini, tekanan terhadap persepsi terus bermunculan.

Ditambah, pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat pada tahun ini dipengaruhi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

“Karena tentu saja dengan tarif resiprokal yang akan diterapkan, semua perdagangan dunia menjadi menurun sehingga pertumbuhan dikoreksi. Pertumbuhan dunia dikoreksi dari 3,2% sebelumnya di 2025 itu menjadi 2,9%,” ungkapnya.

Ia menambahkan, ketegangan perang dagang AS dengan China ditambah India dengan Pakistan, akan menyebabkan  aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indoensia.

Outflow secara akumulasi kalau kita lihat sejak awal tahun, memang secara total kita catatannya akumulasinya masih outflow, terutama dipengaruhi outflow di pasar saham,” tandasnya. 

Selanjutnya: Bangun Pabrik Baterai di Karawang, CATL Cari Pinjaman Hingga US$ 1 Miliar

Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sampo untuk Rambut Kering, Perhatikan Kandungannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×