Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah justru melemah pasca Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa bank sentral memutuskan untuk menaikkan bunga acuannya (BI 7-day Reverse Repo Rate) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5%, Kamis (17/5) kemarin.
Berdasarkan referensi kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah melemah ke level Rp 14.107 per dollar Amerika Serikat (AS), dari sehari sebelumnya yang masih di level Rp 14.074 per dollar AS.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan tersebut dalam banyak hal merupakan pengaruh internal dan eksternal. Dari sisi internal dalam negeri, pasar mencermati neraca perdagangan April 2018 yang mencatat defisit sebesar US$ 1,63 miliar setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus US$ 1,1 miliar.
"Kami pahami reaksi pelaku usaha karena melihat signal ekonomi membaik terkait karena persiapan ramadan, sehingga ada tekanan," kata Agus, Jumat (18/5).
Dari sisi eksternal, tekanan itu disebabkan oleh kelanjutan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS dan juga imbal hasil (yield) US Treasury yang telah melebihi level 3%.
"Saat BI mengeluarkan hasil RDG, itu market sudah priced in bahwa BI sudah memberikan signal dan kalau data mendukung, BI akan menaikkan bunga acuan. Dan betul, kami naikkan," tambahnya. Oleh karena itu, Agus meyakinkan bahwa pihaknya tidak behind the curve.
Saat ini lanjut Agus, stance kebijakan BI tetap netral. Meski demikian, pihaknya tak ragu untuk menempuh langkah yang lebih kuat untuk menjaga stabilitas makro ekonomi, termasuk melakukan penyesuaian kembali suku bunga acuan BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News