Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat ataupun pasar untuk tidak khawatir soal pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi sekarang ini.
Kalau inflasi dan current account defisit atawa defisit transaksi berjalan dapat diperbaiki, maka mata uang garuda akan kembali membaik.
Hal ini dikatakan oleh Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara dalam kuliah singkatnya mengenai rupiah di Gedung Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Jumat (6/12). Menurut Mirza, ketika dua hal fundamental tersebut diperbaiki maka investor akan kembali melirik tanah air.
"Negeri ini besar sekali ketergantungannya pada financial market," ujarnya. Dirinya menjelaskan investor asing banyak membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sekarang ini ada Rp 320 triliun total kepemilikan asing dalam Surat Utang Negara (SUN).
Jadi, dijelaskan Mirza, selama investor asing ini melihat pemerintah dan BI belum membuat respons yang benar untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Itu sebabnya, para investor akan menunggu kebijakan pemerintah terkait pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan tersebut. Mereka akan masuk lagi ketika perbaikan di dua fundamental itu terjadi.
Selain itu, faktor eksternal yakni kapan tapering off Amerika Serikat (AS) akan dilakukan menjadi permasalahan tersendiri yang membebani rupiah. "Sehingga Desember hingga Maret tahun depan adalah periode yang penting untuk tapering off," tukas Mirza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News