Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal pertama 2017 berada pada posisi US$ 326,3 miliar. Angka itu tumbuh 2,9% year on year (YoY).
Secara terperinci, pertumbuhan ULN tersebut dipengaruhi oleh lebih kecilnya kontraksi ULN swasta pada kuartal pertama 2017 yaitu sebesar 3,6% YoY, dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 5,5% YoY. Sementara itu, ULN sektor publik tumbuh melambat menjadi 10% YoY, dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 11% YoY.
Pada akhir kuartal pertama 2017, posisi ULN sektor swasta US$ 159,9 miliar atau 49% dari total ULN. Sementara posisi ULN publik tercatat sebesar US$ 166,5 miliar atau 51% dari total ULN.
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) di akhir kuartal pertama tahun ini tercatat relatif stabil di kisaran 34% dari PDB dibandingkan akhir kuartal keempat tahun lalu. Namun, rasio tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang sebesar 37% dari PDB.
Sementara itu, berdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang sebesar US$ 282,4 miliar atau tumbuh 1,1% YoY. Namun, pertumbuhannya sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,5% YoY.
Sedangkan ULN jangka pendek tercatat sebesar US$ 43,9 miliar atau tumbuh 16,3% YoY. Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 6% YoY. Sejalan dengan peningkatan ULN jangka pendek, rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa sedikit meningkat menjadi 36,1% dari kuartal sebelumnya yang sebesar 35,3%.
Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,5%.
"BI memandang perkembangan ULN pada triwulan pertama 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Selasa (16/5).
BI menyatakan bahwa akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal tersebut untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News