Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebanyak dua kali. Terakhir, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan proyeksi terkini terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar 4,2% - 4,6% untuk tahun 2020.
Salah satu komponen yang diperkirakan menyumbang tekanan besar bagi pertumbuhan PDB Indonesia di sisi pengeluaran adalah ekspor barang dan jasa.
Baca Juga: Ekonomi rakyat terkikis akibat virus corona, tarif listrik diharapkan turun
Dalam Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) Tahun 2019 yang rilis hari ini, Senin (30/3), BI memprakirakan pertumbuhan ekspor akan terkontraksi semakin dalam yaitu sekitar -5,2% hingga -5,6% year on year, dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan tahun lalu yaitu -0,9% yoy.
Kontraksi ekspor yang mendalam, menurut BI, akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global, penurunan volume perdagangan, dan rendahnya harga komoditas.
Baca Juga: Pandemi covid-19 berpotensi menggerus bisnis tekstil dan garmen
BI bahkan memprakirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2020 dapat menjadi lebih rendah lagi menjadi 2,5% disertai dengan risiko ke bawah yang tetap besar.
"Terganggunya rantai suplai global (global supply chain) akibat covid-19 juga diprakirakan dapat memengaruhi ekspor Indonesia akibat tidak tersedianya bahan antara yang diproduksi di negara lain,” tulis BI dalam laporan itu.
Baca Juga: Hadapi wabah virus corona, IMF siap kucurkan US$ 1 triliun
Kontraksi ekspor juga diprakirakan bersumber dari sektor pertambangan dan penggalian, akibat permintaan komoditas ekspor utama, terutama dari China, yang menurun.
Selain ekspor barang, ekspor jasa juga diprakirakan tertahan akibat kunjungan wisata yang terkontraksi akibat COVID-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News