Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Perbaikan neraca jasa tersebut dinilai sebagai akibat dari berkurangnya transaksi ekspor impor yang otomatis mengurangi defisit jasa transportasi laut dan asuransi.
Meski CAD diperkirakan bisa membaik, kedua ekonom tersebut juga sepakat bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih berpotensi tertekan. Ini disebabban oleh aliran modal asing yang masih keluar dari Indonesia akibat wabah Covid-19 yang terjadi.
Baca Juga: Pemulihan ekonomi China akan jaga stabilitas perdagangan Indonesia pada jangka pendek
"Kuartal I NPI diprediksi masih akan bagus meski tertekan. Nah, di kuartal II, III, dan IV yang nanti semakin tertekan," tutur David.
Meski begitu, kondisi NPI di sepanjang tahun ini masih terbantu terutama dengan penerbitan global bond oleh pemerintah senilai US$ 4,3 miliar, pinjaman dari lembaga multirateral, dan juga kondisi ekspor yang relatif membaik.
Dengan melihat perkembangan tersebut, David pun memprediksi NPI di sepanjang tahun ini berpotensi surplus tipis. Sayangnya, David belum bisa memberi prediksi terkait besaran surplusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News