Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis besaran defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal I-2020 bisa lebih baik dari CAD pada kuartal I tahun lalu, bahkan berpotensi lebih rendah dari 1,5% PDB.
Sejalan dengan bank sentral, Ekonom Bank BCA David Sumual juga memprediksi CAD bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Menurut David, CAD bisa menyempit ke arah 2% PDB dan tidak menutup kemungkinan bisa lebih kecil lagi.
David menambahkan, hal ini sejalan dengan perbaikan neraca dagang Indonesia yang di kuartal pertama tahun ini, yang bahkan mampu mencetak surplus US$ 2,6 miliar.
Baca Juga: IHSG terpeleset, ini valuasi saham-saham yang paling melesat, Rabu (15/4)
Menurutnya, ini juga didorong oleh ekspor Indonesia yang relatif membaik, terutama seperti batubara dan CPO.
"Ya meski memang ekspor lain seperti mineral masih belum begitu baik. Tapi CPO dan batubara masih bagus karena untuk kebutuhan basic negara-negara lain seperti listrik," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Dengan kondisi yang demikian, David juga optimis CAD di kuartal-kuartal selanjutnya bisa semakin menyempit. Ia memprediksi, CAD di kuartal II dan kuartal III bisa di kisaran 0,5% - 1,5% dari PDB sehingga nantinya CAD di sepanjang tahun bisa berada di kisaran 1% PDB.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam juga sependapat dengan David. Dengan surplusnya neraca dagang pada kuartal I tahun ini, membawa CAD menuju besaran yang lebih sempit. Ia juga sependapat dengan BI bahwa CAD bisa di bawah 1,5% dari PDB di kuartal I-2020.
"Karena neraca dagang salah satu neraca dari 4 neraca yang membentuk current account. Menurut perkiraan saya, neraca jasa juga akan sedikit membaik," kata Piter.
Baca Juga: Meski neraca dagang surplus, BPS: Waspadai turunnya impor bahan baku dan barang modal