kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,73   4,98   0.55%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Prediksi The Fed Akan Kerek Suku Bunga Sebanyak 4 Kali di 2022


Kamis, 20 Januari 2022 / 18:54 WIB
BI Prediksi The Fed Akan Kerek Suku Bunga Sebanyak 4 Kali di 2022
ILUSTRASI. Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell. BI Prediksi The Fed Akan Kerek Suku Bunga Sebanyak 4 Kali di 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) bakal menaikkan suku bunga kebijakannya empat kali pada tahun ini. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perkiraannya, suku bunga kebijakan bank sentral negara Paman Sam tersebut akan menaikkan suku bunga acuan mulai bulan Maret 2022. 

“Kenaikan Maret 2022 probalitasnya tinggi. Apakah naiknya 25 basis poin (bps) atau 50 bps? Ini akan kami baca lebih lanjut,” kata Perry, Kamis (20/1) via video conference. 

Peningkatan suku bunga kebijakan ini tentu akan membawa dampak ke perekonomian Indonesia. Namun, Perry menekankan dampaknya akan lebih terasa pada kondisi eksternal Indonesia. 

Baca Juga: Ekonom: BI Masih Akan Pertahankan Suku Bunga Acuan di Awal Tahun Ini

Dampak pertama, adanya peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS atau US Treasury (UST) yang bisa naik 2% atau bahkan lebih tinggi. 

Tentu saja, ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menjaga interest rate differential atau perbedaan tingkat suku bunga dengan Surat Berharga Negara (SBN).

“Ini nanti kemudian akan berpengaruh terhadap arus modal asing, terutama di portofolio pada SBN dalam negeri,” jelas Perry. 

Kedua, implikasinya kemudian kepada stabilitas nilai tuar rupiah. Karena kalau ada hambatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik, maka nilai tukar rupiah bisa tertekan. 

Baca Juga: Keputusan PBoC Pangkas Bunga Bisa Membuat Rupiah Menguat Terbatas

Namun, Perry optimistis kondisi dalam negeri masih bisa membendung dampak negatif tersebut. Seperti neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang rendah pada tahun ini. 

Kemudian, surplus neraca modal dan finansial juga diperkirakan meningkat pada tahun ini. Perry juga melihat masih ada potensi Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk pada tahun ini.

Baca Juga: Alasan Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal IV 2022 Sangat Kuat

Plus, neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan mencetak surplus pada tahun ini. 

“Sehingga, ini fundamental bahwa suplai pasokan dollar Indonesia cukup berlebih. Namun, yang penting di sini, fleksibilitas rupiah dan imbal hasil SBN diperlukan dan ini sudah kami lakukan bahkan sejak 2013,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×