kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.255   -55,00   -0,34%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

BI: Pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat


Jumat, 08 November 2013 / 17:02 WIB
BI: Pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat
ILUSTRASI. Demi Bayar Johnny Depp, Artis Amber Heard Jual Hadiah Mahal Pemberian Elon Musk


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi masih akan terjadi hingga akhir tahun. Kebijakan moneter yang mengalami pengetatan menjadi pengganjal laju pertumbuhan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di kuartal III 2013 perekonomian Indonesia secara tahunan atawa year on year (YoY) hanya tumbuh 5,62%. Bank Indonesia (BI) memprediksi penurunan pertumbuhan ini masih akan berlanjut di kuartal IV.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan berkisar di 5,5%-5,6%. “Sehingga, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kita akan 5,7%," ujar Perry, Jumat (8/11).

Perry menjelaskan masalah tapering off Amerika Serikat (AS) yang hanya tinggal menunggu waktu, menyebabkan arus modal masuk atau inflow berkurang ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Akibatnya, suntikan dana yang masuk pun tidak akan sekencang dulu. Tentu ini akan berdampak besar pada penurunan ekonomi Indonesia.

Konsumsi masyarakat yang masih tetap tinggi meski suku bunga acuan sudah dikerek naik, menurut Perry, akibat konsumsi menjelang penyelenggaraan pemilu 2014 mulai terjadi. Pengeluaran konsumsi ini diprediksi akan kembali meningkat di kuartal IV 2013.

Sekadar mengingatkan, pengeluaran konsumsi rumah tangga  pada kuartal III 2013 meningkat 5,48% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini sesuai dengan harapan BI untuk menurunkan current account defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan.

Kalau pertumbuhan melambat berarti impor turun dan akan membantu mengecilkan defisit. "Karena fokus kita di stabilitas sehingga ada konsekuensi pertumbuhannya turun," tandas Perry.

Prediksi ini berbeda dengan Kementerian Keuangan, di mana Wakil Menteri Keuangan II Bambang Brodjonegoro melihat pertumbuhan ekonomi akan kembali naik ke kisaran 5,8% di kuartal IV.

Sehingga hingga akhir tahun secara total pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5,8%. Optimisme ini akibat belanja pemerintahan yang biasanya melonjak di akhir tahun.

Menilik catatan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) menunjukkan, hingga 31 Oktober 2013 realisasi belanja negara baru mencapai Rp 1.238 triliun.

Jumlah itu 71,7% dari target belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 yaitu Rp 1.726,2 triliun.

Penyerapan belanja modal minim

Dari total realisasi belanja negara tersebut, penyerapan belanja modal paling minim, yaitu hanya
45,4% dari target APBN-P 2013 sebesar Rp 192,6 triliun.

Realisasi belanja yang rendah ini, diterangkan Menteri Keuangan Chatib Basri, sebagai hal yang positif karena dapat mengerem lebarnya CAD. Meskipun konsekuensinya adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal IV memang akan melambat. Menurut Lana akan berada di 5,56%, sehingga secara keseluruhan pertumbuhan akan berada di 5,8%.

Memang perlambatan ini sesuai dengan kebijakan pemerintah. Lagipula perlambatan di periode terakhir ini merupakan faktor musiman, di mana pasca Lebaran pertumbuhan memang akan melambat.

Belanja pemerintah khususnya belanja modal yang realisasinya baru 45,4% itu tidak akan meningkat signifikan di dua bulan terakhir ini.

"Padahal realisasi belanja modal yang bisa mendongkrak pertumbuhan," tandas Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×