Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 masih baik, tetapi masih stagnan di 5%. Bank Indonesia (BI) menilai kondisi ini tak lepas dari tekanan ekonomi global, khususnya memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Ekonomi global 2019 tidak ramah, perang dagang turut menurunkan globalisasi menjadi digitalisasi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Rapat Tahunan BI, Kamis (28/11) di Jakarta.
Baca Juga: BI optimistis prospek pertumbuhan ekonomi 2020 membaik
Masih banyaknya tantangan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun, memberi setidaknya tiga pelajaran penting bagi BI agar pertumbuhan ekonomi meningkat pada 2020, yaitu sinergi, transformasi, dan inovasi.
Dalam sinergi, BI akan tetap bekerjasama dengan pemerintah, otoritas jasa keuangan (OJK), dan mitra kerja. Bahkan, kerjasama tersebut akan semakin diperkuat.
Selanjutnya untuk langkah transformasi ekonomi akan ditingkatkan agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga terkait sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang bisa menjadi fokus pengembangan pada 2020.
"Fokusnya pada industri manufaktur dan pengembangan pariwisata," tambah Perry.
Baca Juga: BI: Kebijakan moneter akan terus digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional
Selanjutnya, pemerintah juga akan berinovasi dalam ekonomi serta keuangan digital dengan memperkuat daya saing dan kepentingan nasional. Pemerintah juga akan berupaya mempersempit kesenjangan di masyarakat.
"Dengan hal-hal tersebut, kami yakin Indonesia akan lebih baik menuju negara maju yang semakin sejahtera," tandas Perry. (Muhammad Osanda Kusuma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News