CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.170   -44,98   -0,62%
  • KOMPAS100 1.096   -6,56   -0,60%
  • LQ45 873   -3,12   -0,36%
  • ISSI 217   -1,51   -0,69%
  • IDX30 447   -1,07   -0,24%
  • IDXHIDIV20 540   0,64   0,12%
  • IDX80 126   -0,68   -0,54%
  • IDXV30 136   0,26   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,14   -0,09%

BI Perluas Kerja Sama Mata Uang Lokal, Jajaki Vietnam, Brunei, Kamboja dan India


Selasa, 10 Oktober 2023 / 04:00 WIB
BI Perluas Kerja Sama Mata Uang Lokal, Jajaki Vietnam, Brunei, Kamboja dan India


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan memperluas kerja sama penggunaan transaksi mata uang lokal atau yang dikenal dengan istilah local currency transaction (LCT). 

Setelah menggandeng Malaysia, Jepang, Thailand, China, dan meneken perjanjian dengan Korea Selatan, BI tengah membidik negara-negara lain. 

"Dengan Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, dan juga dengan India. Kami akan memperkuat penggunaan mata uang lokal," terang Gubernur BI Perry Warjiyo seperti yang ada dalam kanal Youtube Bank Indonesia, Senin (9/10). 

Baca Juga: Ekonom BSI Soroti 3 Sentimen Ini yang Membayangi Inflasi September

Perry juga menegaskan, BI bertekad untuk memperkuat transaksi penggunaan mata uang lokal di regional ASEAN. 

Menurutnya, ada manfaat yang bisa dipetik dari penggunaan mata uang lokal. 

Pertama, manajemen risiko dengan diversifikasi mata uang di tengah ketidakpastian global. Sehingga, Indonesia dan negara mitra tak tergantung dengan mata uang negara perkasa. 

Kedua, menghemat biaya. Ketiga, melancarkan perdagangan dan investasi. Keempat, penggunaan LCT menawarkan pilihan aset keuangan. 

Adapun hingga saat ini atau dari Januari 2023 hingga Agustus 2023, rata-rata nilai transaksi penggunaan mata uang lokal mencapai ekuivalen US$ 4,3 miliar. 

Baca Juga: Malaysia Jadi Mitra Utama Transaksi Penggunaan Mata Uang Lokal (LCT)

Jumlah tersebut naik 54% dari periode sama tahun sebelumnya dan bahkan telah melebihi rata-rata nilai transaksi LCT di sepanjang tahun 2022 yang sebesar US$ 4,1 miliar. 

Jumlah pelaku LCT pun meningkat pesat bila dibandingkan tahun lalu. Adapun hingga saat ini sudah tercatat 2.287 pelaku atau naik dari 1.741 pelaku. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×