Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Tedy Gumilar
JAKARTA. Pemerintah menginginkan Bank Indonesia (BI) menurunkan kembali acuan suku bunganya atau BI rate. Penurunan ini dibutuhkan agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih kencang tahun ini.
Menanggapi hal itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kebijakan BI terkait suku bunga mengacu pada data yang ada. "Kalau data dependent menunjukkan kita untuk bisa turun, kita turun. Tapi kalau data dependent mengatakan stay, kita stay. Atau kalau naik, kita naik," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/2).
Ia menjelaskan, sewaktu BI menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 7,75% pada November 2014 dikarenakan sikap BI yang ingin mematahkan ekspektasi inflasi. Sekarang ini, inflasi terkendali dan bahkan pada Januari 2015 bisa deflasi sehingga BI menurunkan suku bunganya kembali ke 7,5%.
Penurunan suku bunga yang dilakukan BI pun ditanggapi positif oleh pasar. Menurutnya, saat ini dana masuk ke Indonesia pada Februari 2015 tercatat Rp 53 triliun untuk pasar saham dan obligasi. Nilai ini lebih tinggi bila dibanding tahun lalu yang hanya Rp 30 triliun. "Indonesia ke arah yang baik. Tidak mungkin dana masuk kalau tidak percaya dengan ekonomi Indonesia," tandasnya.