kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

BI minta pemerintah waspadai perlambatan impor


Rabu, 22 Juli 2015 / 18:38 WIB
BI minta pemerintah waspadai perlambatan impor


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menganggap pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak disebabkan oleh sentimen global. Meski demikian ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian pemerintah terkait kondisi dalam negeri.

Misalnya saja, data neraca perdagangan, serta serapan anggaran belanja pemerintah. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, khusus untuk neraca perdagangan yang harus diwaspadai adalah trend penurunan ekspor maupun impor.

Meskipun surplus, tetapi hal itu disebabkan oleh turunnya angka impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor. "Turunnya impor lebih besar dari ekspor harus diwaspadai," ujar Agus, Selasa (22/7) di Istana Negara, Jakarta.

Sebab, jika hal ini terjadi secara berkelanjutan akan berdampak negatif terhadap persepsi pasar. Meskipun akan berdampak pada turunnya neraca transaksi berjalan.

Menteri Koordinator (Menko) bidang perekonomian Sofyan Djalil bilang, ada pelemahan impor memang ada andil dari pelambatan ekonomi. Nah, jika pelambatan ekonomi terus berlanjut maka rupiah bisa tergerus lagi.

Namun demikian, pemerintah sudah menyiapkan beberapa jurus agar pertumbuhan bisa terjaga, tidak melembat lebih dalam. Salah satunya dengan mengalihkan pusat pertumban bukan padaindustri, tetapi pada belanja pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×