kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

BI masih galau menurunkan suku bunga


Senin, 07 Desember 2015 / 16:51 WIB
BI masih galau menurunkan suku bunga


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih galau untuk memutuskan pelonggaran kebijakan moneter. Di satu sisi, inflasi yang cukup rendah di dalam negeri dinilai menjadi salah satu pertimbangan terbukanya ruang penurunan suku bunga acuan. Namun, di sisi lain, ada risiko eksternal yang menjadi perhatian.

Yoga Affandi, Direktur Grup Riset Ekonomi BI, mengatakan, beberapa hal yang menjadi pertimbangan BI antara lain realisasi kenaikan suku bunga The Fed dan dampak renminbi yang masuk ke dalam keranjang mata uang Dana Moneter Internasional (IMF). Keranjang mata uang ini lazim disebut special drawing rights (SDR).

Dua isu ini masuk ke agenda pembahasan rapat dewan gubernur (RDG) BI pekan depan. Seperti diketahui, setiap ada kenaikan suku bunga The Fed, nilai tukar dollar AS akan menguat seiring dengan derasnya dana yang kembali ke aset-aset negeri Paman Sam itu.

Namun, Yoga mengatakan, BI sejatinya telah memperthitungkan dampak kenaikan suku bunga The Fed. Diperkirakan, dampaknya tidak akan terlalu signfikan. "Tetapi, ada divergensi di European Central Bank (ECB)  dan Bank of Japan (BoJ) yang melakukan pelonggaran kebijakan," ujar Yoga, Senin (7/12).

Dengan begitu, BI harus berhati-hati dalam menentukan kebjiakan moneter ke depan. Yoga bilang, BI akan membuat keputusan dalam rangka menjaga stabilitas untuk jangka menengah dan panjang.

Sentimen lain adalah masuknya yuan ke dalam SDR. Beberapa bank sentral di Asia diperkirakan mengalihkan mata uang dollar AS ke mata uang yuan dalam cadangan devisa mereka. Namun, menjelang yuan masuk ke SDR, mata uang Tiongkok ini diperkirakan akan melanjutkan pelemahan. Hal ini menjadi pertimbangan beberapa negara Asia lain untuk ikut melemahkan mata uang agar ekspor lebih kompetitif.

Yoga belum bisa memastikan kapan suku bunga acuan BI akan diturunkan. Yang jelas, bank sentral belum akan menurunkan BI rate dalam waktu dekat. Pasalnya, menurut Yoga, kenaikan suku bunga riil akibat rendahnya laju inflasi bisa menjadi bantalan dari sejumlah risiko eksternal, khususunya menghadapi kenaikan Fed rate.  Apalagi, The Fed diperkirakan melanjutkan kenaikan suku bunga pada tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×