kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Likuiditas mayoritas perbankan longgar


Selasa, 07 Februari 2017 / 05:36 WIB
BI: Likuiditas mayoritas perbankan longgar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Walau mekanisme lelang operasi pasar terbuka sudah berubah menjadi variable rate tender, Bank Indonesia (BI) mengaku akan menjaga pergerakan bunga yang ditawarkan bank tidak bergerak terlalu liar. Caranya dengan mengurangi dan menambah volume lelang yang diserap, jika bunga yang ditawarkan bank terlalu tinggi.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulferd, mengatakan, BI akan berupaya supaya likuiditas tidak berlebih. "Kami akan siapkan kontraksi," ujarnya Senin (6/2).

Seperti diketahui, BI sudah mengubah mekanisme lelang operasi pasar terbuka dari fixed rate tender menjadi variable rate tender.

Mekanisme penetapan bunga instrumen moneter BI ini berlaku mulai 1 Februari 2017 untuk seluruh instrumen BI bertenor di atas tujuh hari. Sementara instrumen bertenor tujuh hari dan semalam (overnight) mengacu pada suku bunga acuan BI 7-days reverse repo rate.

Doddy menjelaskan, dengan metode ini, bank bisa langsung menawarkan bunga yang sesuai kondisi likuiditas yang dimiliki hari itu juga, setelah BI mengumumkan lelang. Alhasil, semakin longgar likuiditas bank, bunga yang diajukan bank semakin rendah. Sebaliknya, semakin ketat likuiditas bank, bunga yang diajukan semakin tinggi. Dengan demikian, rata-rata tertimbang bunga hasil lelang akan menggambarkan kondisi likuiditas perbankan hari itu.

Dengan metode ini, bank sentral bisa menetapkan kebijakan operasi moneter untuk meningkatkan atau mengurangi likuiditas dalam rangka menjaga nilai tukar rupiah dan inflasi. "BI bisa mendapat informasi feedback dari bank mengenai kondisi likuiditasnya dari suku bunga yang mereka tawarkan. Kalau likuiditas ketat sementara suku bunga masih ketat, BI bisa memperlonggar operasi moneter," kata Doddy.

Menurut Doddy, sejak diterapkan hingga saat ini, BI telah melakukan dua kali lelang melalui metode variable rate tender. Hasilnya, rata-rata tertimbang bunga instrumen untuk beberapa tenor turun dua hingga tiga basis points (bps) dari lelang sebelumnya.

Hal itu mengindikasikan mayoritas perbankan tengah mengalami likuiditas yang longgar. Diperkirakan bunga yang ditawarkan bank akan meningkat saat menjelang pembayaran pajak di Maret dan April 2017. "Tetapi jangan diartikan sebagai perubahan stance kebijakan BI. Itu hanya cerminan hari itu bank sedang lebih ketat sedikit. Minggu depan kalau over likuid, turun lagi," tambahnya.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, metode lelang variable rate tender adalah salah satu kebijakan moneter BI yang akomodatif hati-hati pada tahun ini, dari tahun sebelumnya bias longgar. "Kalau permintaan kredit meningkat, BI tidak terlalu banyak menyerap," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×