Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski defisit transaksi berjalan sempat melebar pada kuartal II tahun ini, namun Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mengecil. Bahkan, mulai kuartal III tahun ini, transaksi berjalan bisa mencatatkan surplus.
Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pada paruh kedua tahun ini penurunan ekspor tak akan setajam sebelumnya dan laju impor mulai menurun. Sehingga, secara keseluruhan BI memperkiraan defisit transaksi berjalan akan turun dari 3,1% dari GDP pada Juli menjadi 2% dari GDP mulai triwulan III tahun ini.
Di sisi lain, Perry menjelaskan penanaman langsung modal asing (FDI) bakal terus masuk. Investasi portofolio juga masih akan menyerbu Indonesia. Alhasil, transaksi modal dan finansial akan mencatatkan surplus yang lebih besar ketimbang defisit di neraca transaksi berjalan. "Untuk triwulan ini (triwulan III) surplus neraca pembayaran sekitar US$ 1 miliar," ujarnya Rabu (5/9).
Imbasnya, lanjut Perry, cadangan devisa juga akan kembali meningkat. Catatan saja, saat ini cadangan devisa ada di kisaran US$ 106,5 miliar.
Dia juga mengungkapkan, ke depan arus modal asing (FDI) masih bakal masuk ke dalam negeri. Sampai saat ini, jumlah FDI yang sudah masuk ke domestik sekitar US$ 15 miliar. Nah, sampai akhir tahun BI memperkirakan arus modal asing yang masuk diperkirakan bisa mencapai US$ 20 miliar - US$ 22 miliar (gross).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan ke depan masih ada peluang arus modal masuk yang lebih besar ke dalam negeri. "Kemungkinan menjelang akhir tahun tren inflow akan sedikit lebih baik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News