kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

BI: Kenaikan Surplus Neraca Perdagangan Dorong Ketahanan Eksternal


Selasa, 17 Oktober 2023 / 13:36 WIB
BI: Kenaikan Surplus Neraca Perdagangan Dorong Ketahanan Eksternal
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada September 2023.  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada September 2023 sebesar US$ 3,42 miliar atau bahkan naik dari US$ 3,12 miliar pada bulan Agustus 2023. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyambut baik capaian surplus tersebut.  Erwin bilang, capaian surplus neraca perdagangan barang akan turut menjaga ketahanan eksternal Indonesia. 

"Ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," terang Erwin dalam keterangannya, Selasa (17/10). 

Adapun surplus neraca perdagangan September 2023 terutama bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan non minyak dan gas (non migas). Surplus neraca perdagangan non migas mencapai US$ 5,34 miliar atau naik dari capaian pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,46 miliar. 

Baca Juga: Impor Bahan Baku dan Barang Modal Berpeluang Naik pada Akhir Tahun Nanti

Kenaikan surplus neraca perdagangan non migas didukung oleh tetap kuatnya ekspor non migas, terutama besi dan baja, produk logam mulai dan perhiasan, serta nikel. 

Sementara itu, impor non migas pada bulan tersebut juga tetap kuat, sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi dalam negeri. 

Sedangkan neraca perdagangan migas masih mencatat defisit, bahkan meningkat menjadi US$ 1,92 miliar pada September 2023.  Ini sejalan dengan kenaikan impor minyak mentah dan hasil minyak yang lebih tinggi dari kenaikan ekspor minyak mentah. 

Lebih lanjut, Erwin mengaku bahwa BI dan pemerintah akan memperkuat sinergi untuk menjaga ketahanan eksternal, juga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×