kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI jajaki kerjasama local currency settlement dengan Jepang dan China


Kamis, 17 Desember 2020 / 19:53 WIB
BI jajaki kerjasama local currency settlement dengan Jepang dan China
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mengupayakan agar Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Salah satunya, Indonesia telah memiliki kerjasama penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung atau local currency settlement (LCS) dengan beberapa negara.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, kerjasama LCS yang dibangun dengan beberapa negara tersebut dimaksudkan agar mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

“Semakin meningkat penggunaan LCS untuk menyelesaikan dan pembyaran transaksi perdagangan dan investasi, tentu semakin mengurangi ketergantungan pada dollar AS,” jelas Perry, Kamis (17/12).

Baca Juga: BI prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal -1% sampai -2%

Selain itu, LCS ini juga termasuk dalam upaya BI untuk mempercepat pendalaman pasar keuangan, sebagaimana yang telah digariskan dalam Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025.

Dalam BPPU 2025 tersebut, BI akan terus mengembangkan LCS dan memperluas bank memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing atau Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

“Kami juga akan memperluas dengan dunia usaha agar  dunia usaha bisa memanfaatkan fasilitas LCS tersebut,” tambah Perry.

Di blueprint tersebut, BI juga berencana untuk memperluas underlying Domestic Non Delivery Forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas pasar valuta asing (valas) yang rencananya akan dilakukan pada Januari 2021.

Kemudian, BI berencana memperkuat kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) sebagai acuan dalam penentuan nilai tukar, termasuk juga implementasi ETP multimatching, cross currency, dan central counterpatry (CCP).

“Upaya-upaya ini terintegrasi agar betul-betul memperdalam pasar uang dan juga mengembangkan LCS. Lalu, tentu saja volume transaksinya akan dipengaruhi dengan prospek perbaikan ekonomi,” kata Perry.

Selanjutnya: Simak langkah-langkah lanjutan BI untuk perkokoh ekonomi domestik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×