Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25% meski bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, telah menaikkan suku buga acuan sebesar 25 basis point (bps) di level 1,5%-1,75%.
Melihat hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa pemerintah tidak mengkhawatirkan adanya aliran modal keluar (capital outflow) bakal deras. Ia optimistis, aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia bisa tetap terjaga.
Ia melihat, pergerakan yang terjadi pada indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah juga telah diantisipasi oleh pasar. Adapun volatilitas di pasar keuangan yang terjadi belakangan ini karena pasar masih menunggu kepastian The Fed terkait kenaikan Fed Fund Rate (FFR)
"Sebenarnya sebulan terakhir ini pergerakan nilai tukar dan indeks harga saham itu karena orang sudah mengantisipasi. Ya, itu dilaksanakan," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (23/3).
Ia juga mengatakan bahwa gejolak yang terjadi pada nilai tukar dan IHSG hari ini hanya berlangsung sementara.
"Orang sudah mengantisipasi. Terus ya tidak ada masalah besar. No big deal," ucapnya.
Asal tahu saja, pada perdagangan sesi I, Jumat (23/3), IHSG ditutup merosot 107,884 poin (1,73%) ke 6.146,190. Sebanyak 73 saham naik, 273 saham turun, dan 95 saham stagnan. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 185.262 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 5,981 miliar saham senilai Rp 3,694 triliun. Dana asing keluar tercatat Rp 359,879 miliar. Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp 6.861,154 triliun.
Dari segi nilai tukar rupiah, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini berada di level Rp 13.780 dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang sebesar Rp 13.737.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News