kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Diprediksi Akan Kerek Suku Bunga Acuan pada Pertengahan Tahun Ini


Rabu, 19 Januari 2022 / 18:40 WIB
BI Diprediksi Akan Kerek Suku Bunga Acuan pada Pertengahan Tahun Ini
ILUSTRASI. Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MNC Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2022. 

“Untuk RDG bulan ini kami perkirakan BI akan hold (menahan suku bunga acuan),” ujar Ekonom MNC Sekuritas Tirta Citradi kepada Kontan.co.id, Rabu (19/1). 

Setelah menahan suku bunga acuan di level terendahnya pada awal tahun ini, Tirta memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunganya di sekitar akhir semester I-2022 atau di awal semester II-2022 alias di sekitar Juni 2022 atau di Juli 2022. 

Tirta membeberkan dua skenario terkait kemungkinan besaran peningkatan suku bunga BI hingga akhir tahun ini. 

Skenario pertama, BI akan menaikkan suku bunga acuan satu kali sebesar 25 basis poin (bps). Hal ini mempertimbangkan beberapa faktor, seperti inflasi dan pergerakan nilai tukar rupiah. 

Dalam skenario ini, ia memperkirakan inflasi di tahun ini akan meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi, kenaikan harga komoditas, dan bahkan peningkatan harga karena ada peningkatan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 

Baca Juga: Terkait Arah Bunga Kredit, Perbankan Masih Memantau Kebijakan BI dan Biaya Dana

Ia memperkirakan, inflasi di tahun ini akan berada di kisaran 2,58% yoy hingga 2,98% yoy atau masih berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Dari sisi nilai tukar rupiah, ia melihat masih ada aliran modal asing yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan aliran masuk ke ekuitas, alias tidak jauh berbeda dengan tahun 2021. 

Di sisi lain, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) juga akan naik, tetapi tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan negara lain. Surplus neraca perdagangan juga masih akan bertahan selama beberapa waktu, dan BI masih memiliki bantalan berupa cadangan devisa yang gendut. 

Sehingga dalam skenario ini, secara keseluruhan ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak stabil. Kalaupun harus melemah tajam dalam waktu singkat (spike), ini akan berada di kisaran Rp 14.700 per dollar AS. 

“Ini jadi salah satu pertimbangan kami menagpa BI tidak akan seagresif The Fed dalam memulai siklus pengetatan moneter,” jelas Tirta. 

Baca Juga: Ekonom Yakin BI Masih Akan Menahan Suku Bunga Acuan

Skenario kedua, BI bisa menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps selama 2 kali. Skenario ini bisa terjadi bila kondisi inflasi meningkat tajam dan bahkan di atas 3% yoy dan ada aliran modal asing keluar yang cukup besar sehingga mengancam nilai tukar rupiah. 

Bila terjadi dua kondisi tersebut, maka bisa saja BI lebih agresif dalam pengetatan moneternya. Namun, ia mengaku akan terus melihat perkembangan kedua indikator tersebut secara lebih lanjut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×