kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Catat Porsi Pendapatan Masyarakat yang Ditabung Turun, Ini Penyebabnya


Senin, 10 Januari 2022 / 16:59 WIB
BI Catat Porsi Pendapatan Masyarakat yang Ditabung Turun, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Aktifitas nasabah di kantor cabang Bank Sahabat Sampoerna jakarta, Senin (8/11/2021). BI Catat Porsi Pendapatan Masyarakat yang Ditabung Turun, Ini Penyebabnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat 14,1% pada Desember 2021, atau turun dari 14,6% pada bulan November 2021. 

Porsi tabungan terhadap pendapatan menurun pada mayoritas kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta per bulan. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan pendapatan konsumen yang ditabung tak lepas dari peningkatan inflasi pada bulan Desember 2021. 

Seperti yang kita ketahui, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2021 sebesar 0,57% mom atau lebih tinggi dari inflasi pada bulan November 2021 yang sebesar 0,37% mom. 

Baca Juga: Ini Sederet Tantangan yang Bisa Tekan Optimisme Masyarakat di 2022

“Utamanya karena peningkatan harga kelompok makanan,” kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/1). 

Selain karena peningkatan harga, Josua juga melihat penurunan pendapatan konsumen yang ditabung ini justru memberi sinyal bahwa aktivitas belanja masyarakat cenderung meningkat pada akhir tahun lalu. 

Ini juga nampak dari rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio nampak meningkat pada bulan Desember 2021. 

Baca Juga: Unicorn Mobil Bekas di India Melihat Prospek Menjanjikan di 2022

BI mencatat, average propensity to consume ratio pada bulan laporan sebesar 76,2%, atau naik tipis dari 76,1% pada bulan November 2021. 

Nah, peningkatan belanja masyarakat ini tentu saja menjadi angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Apalagi, seperti kita ketahui, motor penggerak pertumbuhan ekonomi domestik adalah konsumsi rumah tangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×