Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memegang teguh janjinya untuk menjalankan peran dalam pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hingga 17 September 2021, bank sentral sudah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp 139,84 triliun. “Ini terdiri dari Rp 64,38 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO),” ujar Perry, Selasa (21/9) via video conference.
Perry kembali menegaskan, bahwa pembelian ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) I bersama dengan Kementerian Keuangan yang telah diperpanjang hingga 31 Desember 2021. Menurutnya, partisipasi bank sentral ini merupakan bentuk koordinasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang erat, untuk mempercepat stimulus fiskal dan mendorong permintaan di sektor riil.
Baca Juga: Apa dampak gagal bayar Evergrande ke Indonesia? Ini kata Gubernur BI
Sedangkan untuk SKB II 7 Juli 2021 yang biasa dikenal dengan kebijakan burden sharing, Perry menegaskan bahwa skema tersebut tidak berlaku di tahun ini. Lebih lanjut, selain membeli SBN di pasar perdana, bank sentral juga telah menambah likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sebesar Rp 114,15 triliun per 16 Agustus 2021.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi likuiditas tetap longgar, didorong oleh kebijakan moneter yang akomodatif.
Selanjutnya: Hasil stress test BI: Dampak tapering off ke Indonesia lebih kecil dari 2013
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News