Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) menilai perang dagang atau trade war yang terjadi belakangan di pasar global akan memperoleh jalan keluar.
“Kami dengar pejabat-pejabat terkait, semua optimistis bahwa trade war ini akan diperoleh suatu solusi sehingga tidak perlu terjadi kondisi yang sama-sama kita tidak inginkan,” kata Gubernur BI Agus Martowarojo, selepas rapat paripurna di Gedung DPR, Selasa (3/4).
Pengamat ekonomi ADB Institue Eric Sugandi mengatakan, ketergantungan Indonesia dalam hal ekspor belum bisa dilepaskan, terutama untuk sektor komoditas energi yang kontribusi ekspornya cukup tinggi.
Eric mengatakan, dengan porsi ekspor yang tinggi, Indonesia lebih baik tidak menetapkan kebijakan proteksionis, apalagi tehadap China. Karena Indonesia memiliki ketergantungan ekspor yang besar ke negara tersebut.
“Kalau kita melakukan pengenaan tarif atau bentuk proteksi yang lain, ada kemunggkinan mereka akan membalas, dampaknya akan memperkeruh pada eskpor Indonesia,” kata Eric kepada Kontan.co.id
Dampak dari perang dagang ini terasa di berbagai lini. Mau tidak mau industri baja dalam negeri harus dipacu lebih kompetitif. Jika produk China masuk ke Indoneesia, membuat harga baja akan turun lantaran suplai yang bertambah yang bertambah.
Eric menambahkan di satu sisi, bagi produsen manufaktur yang menggunakan baja sebagai bahan baku, akan dapat harga yang lebih murah. Akan tetapi, bagi industri dalam negeri yang menghasilkan baja, alumunium dan lainnya akan berkompetisi dengan produk China.
“Artinya mau tidak mau industri dalam negeri harus meningkatkan kompetitif baik dari produk dan harganya, meningkatkan keja sama dengan pembeli dalam negeri. Seharusnya kedekatan lokasi antar penjual dan pembeli dalam negeri akan mempermudah mereka,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News