kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berpotensi Lampaui Target, Pemerintah dan BI Disarankan Revisi Target Inflasi 2022


Kamis, 05 Mei 2022 / 19:27 WIB
Berpotensi Lampaui Target, Pemerintah dan BI Disarankan Revisi Target Inflasi 2022
ILUSTRASI. Tingkat inflasi pada tahun 2022 dikhawatirkan melampaui target pemerintah dan Bank Indonesia (BI).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tingkat inflasi pada tahun 2022 dikhawatirkan melampaui target pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Adapun, target inflasi yang ditetapkan oleh otoritas fiskal dan moneter pada tahun ini sebesar 2% yoy hingga 4% yoy.

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi pada tahun 2022 akan di atas 4% yoy. Dengan kondisi ini, David pun mengimbau pemerintah dan BI untuk melakukan revisi target inflasi dalam negeri yang tercantum dalam asumsi dasar ekonomi makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

“Ini tergantung dengan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian, juga terkait dengan kebijakan di dalam negeri dan pergerakan harga-harga dalam negeri. Pada tahun ini, inflasi bisa ada di atas 4% yoy,” ujar David kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Baca Juga: BI: Kredit Perbankan Capai Rp 5.848,7 Triliun Per Maret 2022

Menurut David, faktor penyundut inflasi pada tahun ini dari eksternal adalah peningkatan harga-harga komoditas akibat perang Rusia dan Ukraina, serta yang terbaru adalah kuncitara yang terjadi di China.

Penguncian yang dilakukan China membuat kinerja manufaktur di negara tirai bambu tersendat. Imbasnya, akan mendorong terbatasnya pasokan bahan baku dan bahan setengah jadi yang kemudian akan meningkatkan harga kelompok tersebut.

“Ini akan memengaruhi proses produksi negara dunia, termasuk Indonesia. Belum lagi, permintaan sudah meningkat, maka ini akan berpengaruh lebih tinggi ke inflasi,” tambah David.

Sedangkan di dalam negeri, David menyoroti wacana peningkatan sejumlah harga oleh pemerintah, seperti kenaikan LPG 3 kg, bahan bakar minyak (BBM) pertalite, maupun tarif listrik.

Bila kemudian pemerintah jadi mengerek harga-harga tersebut, maka akan ada peningkatan inflasi harga diatur pemerintah (administered prices) yang akan menambah tekanan pada inflasi umum. Menurut perkiraannya, tekanan inflasi akan makin dirasakan pada semester II-2022.

David tetap berharap pemerintah dan BI untuk tidak berhenti berupaya dalam menjaga tingkat inflasi agar tidak meningkat signifikan. Salah satunya, dilakukan dengan menahan inflasi dalam negeri dan menjaga pasokan barang.

Baca Juga: BI Diperkirakan Tak akan Buru-Buru Kerek Suku Bunga Acuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×