kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Berikut Sejumlah Peristiwa yang Memicu Turunnya Keyakinan Masyarakat


Senin, 10 Juli 2023 / 17:51 WIB
Berikut Sejumlah Peristiwa yang Memicu Turunnya Keyakinan Masyarakat
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, optimisme konsumen terpantau menurun pada Juni 2023. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, optimisme konsumen terpantau menurun pada Juni 2023. 

Hasil survei konsumen menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan tersebut sebesar 127,1 atau melandai dari IKK bulan Mei 2023 yang mencapai 128,3. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, penurunan optimisme konsumen pada bulan Juni 2023 sehubungan dengan masyarakat yang khawatir akan kondisi ekonomi saat ini maupun ke depan. 

"Ini sehubungan dengan inflasi yang masih relatif tinggi serta biaya pengeluaran yang berpotensi makin besar terkait pendidikan dan transportasi," tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (10/7). 

Baca Juga: Realisasi PNBP Diprediksi Lebih Rendah dari Tahun Lalu

Bhima merinci, menjelang tahun ajaran baru, masyarakat akan lebih mementingkan menahan belanja untuk menyiapkan biaya pendidikan. 

Terlebih, tunjangan hari raya (THR) yang diterima pada saat Idul Fitri dua bulan lalu mulai menipis di tengah kebutuhan dana sehari-hari yang meningkat. 

Biaya dan pengeluaran transportasi pun naik, sejalan dengan kembalinya aktivitas fisik ke tempat kerja atau perkantoran. 

Sementara itu, inflasi masih relatif tinggi. Meski menurun ke level 3,52%, tetapi tingkat inflasi masih berada di atas rata-rata pra pandemi yang sebesar 3% yoy. 

"Inflasi menggerus belanja masyarakat, terutama untuk makanan, minuman, transportasi, dan perumahan," tambah Bhima. 

Selain itu, Bhima juga melihat imbas dari kenaikan suku bunga acuan sudah mulai terasa pada bulan Juni 2023. Beban cicilan masyarakat pun mulai meningkat. 

Sebenarnya, ini juga terlihat dari porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar utang pada Juni 2023 yang sebesar 9,0% atau meningkat dari 8,8% pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Mulai 10 Juli Nasabah KUR BRI Dapatkan Layanan Sertifikasi Halal Gratis

Selain berbagai faktor terkait harga dan kenaikan suku bunga acuan, Bhima juga melihat faktor psikologis mempengaruhi keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi. 

Seperti, kekhawatiran akan ketatnya persaingan di pasar tenaga kerja serta ekspektasi penurunan kinerja manufaktur berorientasi ekspor membuat masyarakat kemudian ragu-ragu untuk melakukan konsumsi. 

Plus, makin mendekat ke musim Pemilu, menyebabkan masyarakat kelas menengah atas akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×