kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Berikut Sejumlah Peristiwa yang Memicu Turunnya Keyakinan Masyarakat


Senin, 10 Juli 2023 / 17:51 WIB
Berikut Sejumlah Peristiwa yang Memicu Turunnya Keyakinan Masyarakat
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, optimisme konsumen terpantau menurun pada Juni 2023. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, optimisme konsumen terpantau menurun pada Juni 2023. 

Hasil survei konsumen menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan tersebut sebesar 127,1 atau melandai dari IKK bulan Mei 2023 yang mencapai 128,3. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, penurunan optimisme konsumen pada bulan Juni 2023 sehubungan dengan masyarakat yang khawatir akan kondisi ekonomi saat ini maupun ke depan. 

"Ini sehubungan dengan inflasi yang masih relatif tinggi serta biaya pengeluaran yang berpotensi makin besar terkait pendidikan dan transportasi," tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (10/7). 

Baca Juga: Realisasi PNBP Diprediksi Lebih Rendah dari Tahun Lalu

Bhima merinci, menjelang tahun ajaran baru, masyarakat akan lebih mementingkan menahan belanja untuk menyiapkan biaya pendidikan. 

Terlebih, tunjangan hari raya (THR) yang diterima pada saat Idul Fitri dua bulan lalu mulai menipis di tengah kebutuhan dana sehari-hari yang meningkat. 

Biaya dan pengeluaran transportasi pun naik, sejalan dengan kembalinya aktivitas fisik ke tempat kerja atau perkantoran. 

Sementara itu, inflasi masih relatif tinggi. Meski menurun ke level 3,52%, tetapi tingkat inflasi masih berada di atas rata-rata pra pandemi yang sebesar 3% yoy. 

"Inflasi menggerus belanja masyarakat, terutama untuk makanan, minuman, transportasi, dan perumahan," tambah Bhima. 

Selain itu, Bhima juga melihat imbas dari kenaikan suku bunga acuan sudah mulai terasa pada bulan Juni 2023. Beban cicilan masyarakat pun mulai meningkat. 

Sebenarnya, ini juga terlihat dari porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar utang pada Juni 2023 yang sebesar 9,0% atau meningkat dari 8,8% pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Mulai 10 Juli Nasabah KUR BRI Dapatkan Layanan Sertifikasi Halal Gratis

Selain berbagai faktor terkait harga dan kenaikan suku bunga acuan, Bhima juga melihat faktor psikologis mempengaruhi keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi. 

Seperti, kekhawatiran akan ketatnya persaingan di pasar tenaga kerja serta ekspektasi penurunan kinerja manufaktur berorientasi ekspor membuat masyarakat kemudian ragu-ragu untuk melakukan konsumsi. 

Plus, makin mendekat ke musim Pemilu, menyebabkan masyarakat kelas menengah atas akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×