Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Beredar rumor Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Wali Kota dengan seabrek prestasi ini disebut tak tahan dengan tekanan politik yang dihadapinya. Benarkah?
Dalam acara talkshow Mata Najwa, Rabu (12/12/2014) malam, meski tak lugas, Risma menyiratkan keinginannya mundur dari jabatan Wali Kota Surabaya. Berulang kali ditanya Najwa Shihab, sang pemandu acara, soal rumor ini, Risma meneteskan air mata. Ia mengakui, tugas yang diembannya sangat berat.
"Apakah Ibu memang pernah tebersit untuk mundur dari jabatan Ibu?" tanya Najwa.
"Tebersit pernah, bagi saya jabatan cuma titipan, jadi saya tidak bisa memaksakan. Kalau saya tak bisa, untuk apa memaksakan, kalau saya merasa tidak mampu," jawab Risma.
Ketika ditanya apakah keinginannya mundur karena ada gonjang-ganjing terkait pendampingnya, Wakil Wali Kota, Risma tak menjawab tegas. "Secara pribadi tidak. Cuma saya takut. Bagi saya, prinsipnya aturan harus dipegang," ujarnya.
Selanjutnya, menjelang akhir tayangan, Najwa kembali menanyakan niatnya untuk mundur. Berulang kali air mata Risma menetes, ia menangis. Terutama, ketika ditanya, apakah ia masih berkeinginan kuat untuk mundur sementara banyak masyarakat kecil yang berharap padanya?
"Itu yang saya pikirkan. Saya cari mereka satu-satu. Anak yatim kami berikan makan tiga kali sehari, lansia, anak miskin bisa sekolah, anak miskin pandai kami berikan beasiswa. Bahkan, ada yang dikirim ke Malaysia untuk S-1 sampai S-3. Saya cari satu-satu. Saya minta ke lurah untuk mencari, saya nitip ke warga. Itu yang saya pikirkan. Itu saja yang jadi pertimbangan saya. Kalau yang lain, saya bisa ngatasin," papar Risma.
Apa yang membebaninya? Menurut Risma, ada sejumlah risiko terkait jabatannya. Ancaman pernah diterima anaknya. Namun, ia mengaku ikhlas jika sesuatu terjadi padanya karena apa yang dilakukannya selama menjabat Wali Kota Surabaya.
"Saya sudah ikhlas kalau itu terjadi pada saya. semua hanya titipan, tinggal Tuhan kapan ambilnya. Itu rahasia Illahi. Saya tidak tahu nanti sore, besok. Saya sudah sampaikan, itu risiko (ke keluarga). Waktu saya nyalon kan keluarga saya tidak ikhlas. Tapi, saya enggak ngira kalau jadi. Setelah jadi, saya jalani saja takdir Tuhan," katanya.
Ketika pertanyaan kembali mengarah pada keinginannya mundur, air mata Risma kembali menetes. Ini yang disampaikannya kepada para warga Surabaya.
"Saya selama ini sudah berikan yang terbaik untuk warga Surabaya. Semua yang saya miliki sudah saya berikan. Saya tidak punya apa-apa lagi, semua sudah saya berikan, ilmu saya, pikiran saya, bahkan kadang anak saya pun tidak terlalu saya urusi. Tapi, saya percaya, kalau saya urusi warga Surabaya, anak saya diurusi Tuhan. Saya sudah berikan semuanya, jadi saya mohon maaf," katanya dengan berurai air mata.
"Saya mohon maaf saja kalau ada kurang," kata Risma lagi.
"Ibu mau janji kalau Ibu tidak akan mundur?" tanya Najwa.
"Tidak mau," jawab Risma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News