Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memiliki akun twitter pribadi sendiri, mendapatkan respons dari banyak kalangan. Salah satunya datang dari politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tjahjo Kumolo.
Saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/4), Tjahjo mempertanyakan status hubungan akun twitter milik SBY dengan jabatannya yang diemban sekarang ini.
“Twitter itu tidak ada hubungannya dengan jabatan. Harus dipisahkan twitter sebagai presiden atau akun twitter sebagai ketua umum partai,” kata politikus PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/4).
Namun begitu, Tjahjo menilai, memiliki akun twitter merupakan hak pribadi SBY. Tetapi Tjahjo tetap mengingatkan agar akun itu harus dipisahkan antara SBY sebagai presiden atau sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Menurutnya, sah-sah saja jika akun twitter itu digunakan untuk komunikasi dalam posisinya sebagai ketua umum partai. “Sah-sah saja mulai membuka komunikasi, tetapi diperjalas niatnya apa,” tanya Tjahjo.
Menanggapi kritik dari PDIP tersebut, politisi dari Parta Demokrat justru menanggapi positif. Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan bilang, akun di jejaring social twitter adalah hal wajar yang juga dilakukan politisi dunia.
“Ini adalah ruang demokratisasi. Mau dia punya jabatannya apa, rakyat biasa sampai presiden kedudukannya sama dimata hukum twitterland,” tegas Ramadhan.
Seperti diketahui, SBY kini bersiap memiliki akun twitter sendiri untuk berkomunikasi langsung dengan rakyat. Menurut juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, twitter dianggap paling memberikan pengaruh luas kepada masyarakat.
Selain akun presiden, pihak Istana kini telah memiliki akun resmi, yakni @istanarakyat. Hanya saja, kata Julian, presiden juga merasa perlu memiliki akun pribadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News