kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Belanja pemerintah pusat turun 6,2% di Januari, ini penyebabnya


Kamis, 20 Februari 2020 / 09:47 WIB
Belanja pemerintah pusat turun 6,2% di Januari, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 71,4 triliun sepanjang Januari 2020. 

Realisasi tersebut baru memenuhi 4,2% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 yakni Rp 1.683,5 triliun. Posisi ini sedikit lebih lambat dari penyerapan di periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,7% dari pagu. 

Pertumbuhan realisasi belanja pemerintah pusat hingga Januari lalu tercatat menurun 6,2% secara year-on-year (yoy), berbanding terbalik dengan pertumbuhan periode sama tahun lalu yang mencapai 17,8% yoy.

Secara lebih rinci, penyerapan pada komponen belanja kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp 30,9 triliun, juga turun 3,5% yoy. Ini kontras dengan pertumbuhan realisasi belanja K/L pada periode sama tahun lalu yang mencapai 58,5% yoy.  

Baca Juga: Per Januari 2020, realisasi belanja negara alami kontraksi 9,1%

Meski turun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, beberapa jenis belanja pemerintah pusat tumbuh baik di awal tahun ini. Belanja barang, misalnya, mencapai Rp 3,3 triliun atau tumbuh 13,2% yoy. Begitu juga dengan belanja modal yang sebesar Rp 1,9 triliun atau tumbuh 12,6% yoy di Januari lalu. 

“Belanja barang itu terutama untuk barang-barang yang bisa dorong perekonomian yaitu belanja  yang langsung dirasakan masyarakat. Belanja modal juga positif dari awal tahun dan ini terlihat ke capaian kontrak di K/L yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” tuturnya. 

Sebaliknya, jenis belanja bantuan sosial (bansos) mengalami penurunan 12,7% yoy atau terealisasi hanya Rp 13,2 triliun pada Januari lalu. Serapan belanja bansos ini baru mencapai 12,8% dari pagunya, melambat dari serapan periode sama  tahun lalu yang mencapai 15,6% dari pagu. 

Penurunan belanja bansos disebabkan oleh komponen Bantuan tetap PKH sebesar Rp 550.000/KPM/tahun yang pada 2019 direalisasikan di Januari, namun pada tahun 2020 dialihkan untuk menampung kebijakan kenaikan indeks manfaat bansos pangan (kartu sembako) dan kenaikan indeks komponen kesehatan pada program PKH.

Baca Juga: Penerimaan pajak awal tahun merosot menjadi Rp 80,2 triliun

Sementara, penyerapan belanja non-K/L pada Januari lalu mencapai Rp 40,6 triliun atau turun 8,1% dari tahun lalu. Serapan belanja non-K/L baru mencapai 5,2% dari total pagu yang sebesar Rp 773,9 triliun. 

“Belanja untuk subsidi masih belum terealisasi, sedangkan belanja hibah juga masih sangat kecil sehingga belum terlihat,” sambung Menkeu. 

Pada belanja non-K/L hanya tercatat realisasi pembayaran bunga utang sebesar Rp 22,5 triliun atau 7,6% dari pagu sebesar Rp 295,2 triliun tahun ini. Pembayaran bunga utang turun 2% yoy pada Januari lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×