Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemerintah telah mengajukan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 kepada DPR. Rencananya, hari ini (Rabu/22) pemerintah dan DPR akan mulai membahas RAPBNP 2013.
Dalam draft APBNP 2013 pemerintah mengusulkan target pendapatan dan hibah negara sebesar Rp 1.488,3 triliun, turun 5,3% ketimbang APBN 2013 yang sebesar Rp 1.529,7 triliun. Sementara itu, untuk belanja negara dalam APBNP 2013 sebesar Rp 1.722,03 triliun, naik 2,31% dari pagu belanja dalam APBN 2013 yang sebesar Rp 1.683 triliun.
Penurunan target pendapatan dan hibah negara ini disebabkan karena turunnya penerimaan perpajakan akibat kondisi eksternal yang belum kondusif. Dalam APBNP 2013 target penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.139,35 triliun, lebih rendah dari APBN 2013 yang sebesar 1.193 triliun. Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam APBNP 2013 ditargetkan sebeasr Rp 344,49 triliun, lebih tinggi ketimbang targetnya dalam APBN 2013 yang sebesar Rp 332,2 triliun.
Pada pos belanja negara, terjadi kenaikan sekitar Rp 39,03 triliun. "Sebagian besar kenaikan ini disebabkan karena naiknya anggaran subsidi energi dan untuk dana kompensasi," tutur Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Herry Purnomo Selasa (21/5).
Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 29,6 triliun untuk anggaran kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Di sisi lain, anggaran subsidi BBM juga tetap melonjak akibat kenaikan volume konsumsi BBM dari kuota yang telah ditetapkan sebesar 46 juta kilo liter.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro menuturkan meski ada kenaikan harga BBM, namun konsumsi BBM bersubsidi tetap akan meningkat menjadi 48 juta kilo liter. Nah, dalam RAPBNP 2013 pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp 309,895 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2013 yang sebesar Rp 274,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News