Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi banyaknya penolakan terhadap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pasca-pelantikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (23/10/2019) lalu.
Kementerian Pertahanan sendiri merupakan salah satu kementerian yang berada di bawah langsung Kemenko Polhukam.
Baca Juga: Tunjuk pengusaha jadi wamenhan, Jokowi minta pengembangan industri pertahanan
"Sebab manusia punya kelebihan masing-masing, punya sisi positif-negatifnya. Saya tidak terlalu mengagendakan orang yang menolak seseorang. Silakan saja itu bangun opini, lalu yang lainnya juga membangun opini," kata Mahfud di Kemenkopolhukam, Jumat (25/10).
Menurut Mahfud, tidak hanya Prabowo, seluruh menteri yang belum lama ini dilantik, termasuk dirinya, pasti ada yang mendukung dan menolak.
Namun, apapun yang dikatakan publik baik mendukung atau menolak, yang pasti saat ini Presiden Jokowi sudah mengangkat yang bersangkutan.
"Tidak usah berpikir kalau ada yang menolak, lalu apa harus mundur? Tidak efektif itu, tidak boleh," kata dia.
Mahfud pun menganalogikannya dengan Pancasila.
Baca Juga: Jadi wamen, Ketua Umum Projo kini sudah ada cinta sedikit ke Prabowo
Saat ini, kata dia, masih banyak yang mempertanyakan Pancasila tetapi korupsi di Indonesia masih banyak terjadi, termasuk kejahatan moral lainnya.
"Sama dengan itu. Cara melihat masalah tidak seperti itu, mari setiap masalah kita perbaiki, selesaikan, dan diarahkan ke arah yang benar," pungkas dia.
Diketahui, Presiden Jokowi menunjuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di periode 2019-2024.
Hal ini membuat beberapa pendukung dari kedua belah pihak kecewa dan ada pula penolakan dari mereka. (Deti Mega Purnamasari)
Baca Juga: Jokowi ungkap alasan memilih Prabowo jadi Menteri Pertahanan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak yang Tolak Prabowo Jadi Menteri Pertahanan, Ini Kata Mahfud",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News