Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan terkait beda data ihwal produksi beras milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan).
Sudin mengatakan bahwa data beras yang dipaparkan oleh Kementan sebelumnya pada produksi beras pada Januari - April mencapai sekitar 12 juta ton yang dinyatakan cukup untuk kebutuhan dalam negeri. Sementara data ini berbeda dengan milik Bapanas yang mencapai 13,79 juta ton namun masih terkoreksi sebanyak 420 ribu ton.
"Jadi data ini beda dengan milik Kementan? Kemarin Kementan produksi Januari-April 12 juta sekian, datanya kemarin masih ada lo," kata Sudin dalam Rapat Kerja bersama Badan Pangan Nasional, Senin (3/4).
Baca Juga: Harga Beras Mahal, Ini Penyebebnya Menurut Badan Pangan Nasional
Sudin mempertanyakan bagaimana data ini bisa berbeda. Pasalnya Kementan juga mengklaim bahwa mereka mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pun dengan Bapanas yang menyatakan hal serupa.
Sudin juga menyoroti kondisi pengumpulan data oleh BPS yang dianggap meragukan. Dari laporan yang disampaikan kepadanya masih banyak penyuluh yang merangkap untuk melakukan survei di beberapa desa. Padahal, seharusnya 1 penyuluh hanya untuk 1 desa.
"Makanya saya katakan data produksi BPS nggak valid. Kenapa? 1 desa 1 penyuluh, sampai saat ini masih ada 3 desa 1 penyuluh," ungkap Sudin.
Baca Juga: Minipis! Kini Cadangan Beras yang Dikuasai Perum Bulog Tinggal 245.223 Ton
Sementara, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa data yang disampaikanya merupakan data final yang disampaikan oleh BPS beberapa waktu lalu.
Arief juga menjelaskan bahwa setiap akhir bulan BPS selalu melakukan perhitungan kembali untuk untuk melakukan koreksi data. Maka setelah ada perhitungan kembali biasanya memang ada perbedaan data antara.
"Jadi nanti kita akurkan ya ketua semua, nanti saya akan kroscek dengan data dari Kementan," tukas Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News