kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bebani APBN, Subsidi Energi Melonjak Hingga Rp 102,5 Triliun pada November 2021


Selasa, 21 Desember 2021 / 16:00 WIB
Bebani APBN, Subsidi Energi Melonjak Hingga Rp 102,5 Triliun pada November 2021
ILUSTRASI. Konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium di Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum (SPBU),


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, realisasi subsidi energi hingga November 2021 mencapai Rp 102,5 triliun, atau naik 15,7% dari Rp 88,6 triliun pada periode yang sama di 2020.

“Kenaikan konsumsi barang-barang yang disubsidi pemerintah tentu menaikkan anggaran subsidi pemerintah karena harga yang meningkat. Jumlah subsidi naik, dari yang sebelumnya Rp 88,6 triliun tahun lalu, dan sekarang mencapai Rp102,5 triliun atau naik 15,7%. Rakyat terlindungi, namun APBN harus memikul bebannya,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (21/12).

Dia mengatakan, lonjakan subsidi energi ini dipicu karena adanya kenaikan harga komoditas, seperti minyak dan gas, serta peningkatan konsumsi barang-barang subsidi di masyarakat, yakni Bahan Bakar Minyak (BBM) solar yang penyalurannya naik jadi 13,13 juta kilo liter dari sebelumnya 11,9 juta kilo liter di November 2020.

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Mencapai Rp 2.310,4 Triliun pada November 2021

Kemudian untuk LPG tabung 3 kg penyalurannya naik dari 5.887,6 juta kg menjadi 6.176,9 juta kg, dan untuk jumlah pelanggan listrik subsidi listrik juga naik dari 36,83 juta pelanggan menjadi 38,1 juta pelanggan dan volume konsumsi listrik subsidi naik dari 50,83 Twh menjadi 52,2 Twh,

Selain itu, dari sisi subsidi non energi juga mengalami kenaikan, meskipun hanya tipis. Realisasi hingga November 2021 mencapai Rp 61,9 triliun, naik 0,8% dari posisi November 2020 sebesar Rp 61,4 triliun.

Terdiri dari subsidi bunga Kredit usaha rakyat (KUR) yang naik dari 5,24 juta debitur menjadi 7,02 juta debitur. Dari sisi nilainya juga naik signifikan dari Rp 167,84 triliun menjadi Rp 265,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×