Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2016 sebesar 0,19%. Inflasi tersebut disumbangkan oleh adanya gejolak harga bahan pangan.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, berdasarkan komponennya, inflasi inti pada Maret 2016 tercatat sebesar 0,21% dibanding bulan sebelumnya. Sementara harga yang diatur pemerintah (administered prices) terjadi deflasi 0,35% dan harga yang bergejolak terjadi inflasi 0,75%.
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi Maret 2016, disumbang oleh bahan makanan yang mengalami inflasi 0,69%; makanan jadi, minuman, dan rokok mengalami inflasi 0,36%; sandang inflasi 0,55%; kesehatan inflasi 0,3%; serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,03%.
Sementara penghambat inflasi Maret, yaitu perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar deflasi 0,07% dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi 0,22%.
Secara terperinci, penyebab inflasi Maret 2016:
1. Bawang merah dengan kenaikan harga dibanding bulan sebelumnya 31,99% dan andil 0,16%
2. Cabai merah dengan kenaikan harga 20,37% dan andil 0,13%
3. Cabai rawit dengan kenaikan harga 31,52% dan andil 0,05%
4. Emas perhiasan dengan kenaikan harga 2,46% dan andil 0,03%
5. Bawang putih dengan kenaikan harga 8,46% dan andil 0,02%
Secara terperinci, penghambat inflasi Maret 2016:
1. Daging ayam ras dengan penurunan harga dibanding bulan sebelumnya 9,18% dan andil 0,12%
2. Telur ayam ras dengan penurunan harga 9,08% dan andil 0,07%.
3. Tarif dasar listrik dengan penurunan harga 1,16% dan andil 0,04%.
4. Beras dengan penurunan harga 0,56% dan andil 0,03%.
5. Tarif angkutan umum dengan penurunan harga 5,15% dan andil 0,03%
6. Ikan segar dengan penurunan harga 0,71% dan andil 0,02%
7. Kentang dengan penurunan harga 8,93% dan andil 0,02%
8. Bensin, terutama pertamax dengan penurunan harga 0,56 m% dan andil 0,02%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News