Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Badan SAR Nasional (Basarnas) mencari pinjaman peralatan selam otomatis atau submersil vehicle ke sejumlah negara. Upaya itu dilakukan seusai Basarnas menemukan titik terang terkait keberadaan pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) kemarin.
"Kami sedang komunikasi dengan Ibu Menlu untuk bisa mendapatkan pinjaman submersil vehicle dari Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Kita lagi proses untuk mendapatkan pinjaman itu," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di kantornya, Senin (29/12/2014) malam.
Soelistyo mengatakan, sejak Senin pagi hingga siang, pihaknya menerima laporan adanya dua sinyal yang berasal dari PLB (personal located beacons). PLB diletakkan di pengaman personal pilot dan kopilot serta berfungsi sebagai penunjuk lokasi.
Sinyal pertama berada di titik koordinat antara 03 derajat 24 menit 8 detik south dengan 110 derajat 24 menit 8 detik timur atau di Laut Jawa (tepatnya di Selat Karimata). Sementara itu, sinyal kedua berada di antara 02 derajat 35 menit 10 detik utara dengan 207 derajat 23 menit 22 detik timur.
Posisinya berada di antara Kepulauan Bangka-Belitung. Meski Soelistyo belum dapat memastikan bahwa dua sinyal tersebut milik awak AirAsia, pihaknya tetap akan memfokuskan pencarian di dua titik yang dilontarkan oleh dua sinyal tersebut.
"Kami tidak bisa menerjunkan penyelam di sana karena itu laut dalam. Menyelam itu ada kedalaman minimal dan bisa sangat membahayakan penyelam. Oleh sebab itu, kita menunggu dulu peralatan menyelam otomatis submersil vehicle itu," lanjut Soelistyo.
Seperti diberitakan, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada Minggu pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, tak lama setelah itu, pesawat hilang dari radar.
Pesawat AirAsia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan 1 orang anak balita. Di dalam pesawat itu, ada pula penumpang dan awak kabin berkewarganegaraan asing, yakni Singapura 1 orang, Inggris 1 orang, Malaysia 1 orang, Korea Selatan 3 orang, dan Perancis 1 orang.(Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News