kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bappenas pede Indonesia bisa merebut posisi ekspor China ke AS


Rabu, 14 November 2018 / 18:08 WIB
Bappenas pede Indonesia bisa merebut posisi ekspor China ke AS
ILUSTRASI. Aktivitas pelabuhan petikemas Tanjung Priok


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengaku siap merebut posisi China sebagai salah satu eksportir ke Amerika Serikat (AS). Hubungan kedua negara dengan perekonomian terbesar ini memanas terpicu perang dagang.

"Ini kita manfaatkan celah tadi mengenai ketegangan perdagangan dengan China dan AS saya kira ekonomi AS sedang bahagia, memang ada kesempatan," ungkap Bambang Prijambodo, Kepala Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) usai menghadiri acara seminar nasional di Kwik Kian Gie School Business, Rabu (14/11).

Menurutnya, ekspor bisa dilakukan asal sesuai dengan permintaan AS, dan diplomasi hubungan dagang yang baik.

Ironinya, Bambang mengakui, industri Tanah Air masih ketinggalan jauh dengan China. Saat ini, sebagian besar komoditas ekspor Indonesia adalah raw material. Berbeda dengan industri di China yang besar dengan indutri manufakturnya.

"Memang mereka (China) kan mengolah sebagian dari kita. Kalau kita olah sendiri kita akan punya potensi ke sana misal olah tambang dari sini di ekspor kesana ga masalah," jelasnya.

Industri di Indonesia menurut Bambang, terus mengalami penurunan peran sejak masa Soeharto hingga pasca komoditi boom. Hingga saat ini juga mengalami stagnansi. Bambang menyebutnya sebagai deindustrialisasi prematur.

"Perannya turun, jaman Soeharto 26,1% kemudian meningkat di masa Megawati 29,6% setelah komoditi boom, dan pasa boom turun jadi 20 persen, dan belum ada masa bangkit kembali," jelasnya.

Namun ia tetap optimis bisa gantikan China untuk ekspor ke AS asalkan tak ada gejolak tekanan rupiah dan proteksionisme berlebihan. Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akan bertemu untuk membicarakan hubungan dagang pada pertemuan G-20 di Argentina, akhir November dan awal Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×