kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bappenas: Investasi terhambat masuk Indonesia karena biaya logistik tinggi


Rabu, 16 Oktober 2019 / 17:26 WIB
Bappenas: Investasi terhambat masuk Indonesia karena biaya logistik tinggi
ILUSTRASI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat berfoto diruang kerjanya di Gedung BAPENAS, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019). Bambang Brodjonegoro ditemui tim Tribunnews saat wawancara khusus mengena


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya logistik di Indonesia masih tinggi atau masih sebesar 24% terhadap PDB. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, tingginya biaya logistik di Indonesia menjadi salah satu penyebab sulitnya investasi masuk ke Indonesia.

"Kalau biaya logistik 24% maka susah untuk melakukan investasi di Indonesia. Ketika membayangkan biaya logistiknya 24% dan profit margin 13%, maka kita harus bisa mencari margin hingga 37%. Untuk bisa mencapai 37% Itu jelas bukan hal yang mudah," tutur Bambang, Rabu (16/10).

Baca Juga: Kenaikan restitusi berpotensi mengancam penerimaan pajak

Dia menambahkan, bila profit margin tak bisa ditingkatkan, maka pendapatan investorlah yang akan dikorbankan. Menurutnya, hal inilah yang membuat investor lebih memilih berinvestasi di negara lain.

Bambang menerangkan, tingginya biaya logistik ini disebabkan infrastruktur Indonesia yang masih terbatas. Stok infrastruktur Indonesia disebut hanya 43%.

Persentase ini lebih kecil bila dibandingkan dengan negara lain seperti India yang sebesar 58% atau China yang sebesar 76%. Bambang pun menyebut angka ini masih lebih rendah dari rata-rata yang sebesar 70%.

"Padahal standarnya rata-rata 70%.Standarnya seharusnya 70%, jadi untuk mencapai rata-rata pun kita masih punya gap 27%," ujar Bambang.

Baca Juga: Kejar target PDB, pemerintah akan mendorong investasi langsung

Karena itu, Bambang pun mengatakan pemerintah masih terus gencar melakukan pembangunan infrastruktur ke depannya. Dalam 5 tahun ke depan, dibutuhkan total investasi infrastruktur sebesar Rp 6.445 triliun.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×