Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara alasan pemerintah masih impor beras pada tahun ini meskipun El-Nino sudah mereda.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiariani menjelaskan, keputusan impor beras tahun ini dilakukan karena panen padi diprediksi mundur akibat musim tanam yang juga mengalami perlambatan.
"Selain itu, produksi beras bulan Maret 2024 juga diprediksi lebih rendah dari Maret 2023," kata Rachmi pada Kontan.co.id, Minggu (28/1).
Rachmi juga memastikan pelaksanaan impor beras ini tidak akan mengganggu harga di tingkat petani.
Ia bilang, impor beras hanya semata-mata untuk penguatan cadangan beras pemerintah (CBP). Selain itu, penyaluranya pun juga atas kontrol pemerintah.
Sehingga, Bapanas memastikan gabah dari petani pun akan tetap dibeli sesuai dengan ketentuan bahkan bisa siatas dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Baca Juga: SPI: Produksi Beras Dalam Negeri Tahun Ini Cukup, Tak Perlu Impor
Untuk tahun ini, penugasan impor yang akan dilakukan sebanyak 2 juta ton. Adapun tujuan impornya adalah Thailand, Vietnam dan Pakistan. "Prosesnya sudah mulai jalan," kata Rachmi.
Bapanas memastikan pasokan impor dan pasokan dalam negeri dari panen pertama nanti akan mampu memenuhi kebutuhan beras hingga lebaran.
Menurutnya, harga beras juga bisa lebih rendah dari saat ini. Meskipun ia tak yakin bisa kembali ke level Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau nanti musim panen harga akan turun, ya kita harapkan sesuai HET," kata Rachmi.
Berdasarkan dari data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (28/1) , harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp 15.240/kg naik 0,13%, beras medium naik Rp 13.420/kg naik 0,22% dari hari sebelumnya.
Keduanya juga sudah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. HET beras premium mencapai 12.900/kg di zona (Lampung, Jawa, Sumatra Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi) dan HET beras medium mencapai Rp 10.900/kg untuk zona yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News