Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Idul Fitri 2021, pemerintah menyiapkan sejumlah cara agar penyebaran Covid 19 tidak meningkat pasca Idul Fitri. Pasalnya, pasca libur panjang biasanya jumlah kasus Covid 19 meningkat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto menjelaskan, secara umum, tingkat kasus aktif dan kesembuhan di Indonesia masih lebih baik daripada global. Per 9 Mei 2021, jumlah kasus aktif tercatat sebanyak 98.395 kasus atau 5,7% dari total kasus, lebih rendah daripada persentase global 12,13%.
Baca Juga: Airlangga: Satu penyuntikan vaksinasi gotong royong dibanderol Rp 500.000
Kemudian, tingkat kesembuhan 1.568.277 kasus atau 91,5% dari total kasus, lebih tinggi dibandingkan global 85,78%. Di sisi lain, tingkat kematian sebesar 47.012 kasus atau 2,7% dari total kasus, masih lebih tinggi daripada persentase global 2,08%.
Penyebabnya antara lain, masih ada 11 Provinsi dari 30 provinsi pelaksana PPKM Mikro mengalami tren kenaikan tambahan konfirmasi harian. Dan ada lima provinsi dengan tren kenaikan cukup tajam yaitu Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Aceh, dan Kalimantan Barat.
Kenaikan tren tambahan konfirmasi kasus harian menyebabkan 7 provinsi mempunyai Bed Occupancy Ratio (BOR) > 50% (per 8 Mei 2021), yaitu di Sumatera Utara (63,4%), Riau (59,1%), Kep. Riau (59,9%), Sumatera Selatan (56,6%), Jambi (56,2%), Lampung (50,8%), dan Kalimantan Barat (50,6%).
Baca Juga: Penambahan kasus Corona akan terlihat 2 pekan setelah Lebaran
"Sebagian besar provinsi di Sumatera mempunyai BOR tinggi, terutama karena menjadi tempat masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia," tutur Airlangga Hartarto, dalam Keterangan Pers usai Rapat Terbatas Presiden Penanganan Pandemi Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/5).
Dalam rilis yang sama, Airlangga menjelaskan periode April-Mei 2021, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan masuk ke Indonesia habis masa perjanjian kerjanya diprediksi mencapai 49.682 orang. Terdiri dari 24.215 PMI pada April dan 25.467 PMI pada Mei.
Untuk mengantisipasi kedatangan pekerja migran tersebut pekerja migran Indonesia yang datang harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Caranya dengan melakukan karantina selama 5 hari di daerah kedatangan dan dilakukan PCR-Test kepada masing-masing orang.
Hasil testing sejauh ini, kasus positif Covid-19 cukup tinggi, sehingga perlu antisipasi kenaikan kasus di daerah pemasukan PMI. "Permasalahan di Sumatera Utara, Riau (Dumai), Kep. Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat terkait kebutuhan tempat untuk karantina dan perawatan bagi PMI yang positif. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah menambahkan kapasitas tempat tidur (TT) untuk menampung PMI misalnya RS Pertamina Dumai dan lainnya," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto dalam rilis (10/5).
Baca Juga: Ada larangan mudik, ekonomi tetap bisa tumbuh 6,9%-7,8% pada kuartal II 2021
Ini sesuai dengan Instruksi Mendagri No. 10 Tahun 2021, pelaksanaan koordinasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dengan Satgas Covid-19, dikoordinasikan oleh Panglima Kodam (Pangdam) di wilayah: (1) DKI Jakarta, (2) Jawa Barat; (3) Jawa Tengah; (4) Jawa Timur; (5) Sumatera Utara; (6) Nusa Tenggara Barat; (7) Kepulauan Riau; (8) Kalimantan Barat; dan (9) Kalimantan Utara.
Sebagai tambahan, BOR di RS Wisma Atlet Kemayoran juga sudah mencapai persentase cukup rendah yaitu 21,47% atau hanya terisi 1.287 tempat tidur (TT) dari kapasitas sebanyak 5.994 TT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News