kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Bank Swasta Berpeluang Kecipratan Dana Rp 200 Triliun dari Pemerintah


Selasa, 23 September 2025 / 20:35 WIB
Bank Swasta Berpeluang Kecipratan Dana Rp 200 Triliun dari Pemerintah
ILUSTRASI. Keputusan Kementerian Keuangan untuk menempatkan dana Rp 200 triliun ke bank milik Danantara berpotensi mengalir juga ke bank swasta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025


Reporter: Adrianus Octaviano, Siti Masitoh | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Kementerian Keuangan untuk menempatkan dana Rp 200 triliun ke bank milik Danantara berpotensi mengalir juga ke bank swasta. Terlebih, likuiditas bank-bank swasta memang saat ini terbilang yang paling ketat.

Per 12 September 2025, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank swasta baik itu domestik maupun asing yang paling tinggi dibandingkan kategori bank lainnya. LDR bank swasta domestik berada di level 90,5% dan LDR bank swasta milik asing berada di level 88%.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membuka peluang dana tersebut bisa mengalir pula ke bank-bank swasta. Mengingat, ia paham bahwa dana tersebut berpotensi tak bisa langsung terserap semua ke kredit.

Baca Juga: Menkeu Kucurkan Rp 200 Triliun ke Bank: Cermati Risiko & Peluangnya!

"Itu pasti tak akan langsung terserap dan sisa dana itu bisa dilempar ke pasar antar bank," ujar Purbaya, belum lama ini.

Nah, jika hal tersebut yang terjadi, maka bank-bank swasta pn bisa mendapat likuiditas tambahan dan diikuti dengan penurunan suku bunga antar bank atau INDONIA.

Sebagai informasi, suku bunga INDONIA sedang ada dalam tren menurun sebesar 144 basis poin (bps) dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 4,59% pada 16 September 2025.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang bahwa itu sejatinya hanya mekanisme pengelolaan likuiditas yang normal. Terlebih, jika memang suku bunga di pasar keuangan antar bank ini lebih murah.

"Di CIMB Niaga, kami tetap lebih menekankan ke Dana Pihak Ketiga dari nasabah," ujar Lani kepada KONTAN (23/8).

Baca Juga: Ini Efek Instan Dana Rp 200 Triliun Terhadap Likuiditas Perbankan Menurut OJK

Jika menilik laporan bulanan CIMB Niaga per Juli 2025, penempatan dana dari bank lain di CIMB Niaga senilai Rp 5,4 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan dari periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,5 triliun.

Hanya saja, Lani pun melihat saat ini dampak adanya dana Rp 200 triliun tersebut belum cukup terlihat dalam penurunan suku bunga INDONIA. Mengingat, penurunan yang ada sekarang lebih dikarenakan turunnya BI Rate sejak awal tahun.

Lebih lanjut, ia menjelaskan akan terus melakukan monitoring terhadap asset liabilitas yang dimiliki. Jika memang DPK tidak memadai untuk rencana pertumbuhan kredit, pasar keuangan antar bank bisa jadi opsi.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan KB Bank, Adi Pribadi mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah bank besar memang menjadikan KB Bank untuk penempatan dana. Namun, jika menilik data, penempatan tersebut agak sedikit berkurang.

Baca Juga: Menilik Efek Suntikan Dana Rp 200 Triliun & Pemangkasan BI Rate pada Saham Perbankan

Berdasarkan laporan bulanan per Juli 2025, liabilitas penempatan dana dari bank lain yang dimiliki oleh KB Bank senilai Rp 3,43 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 7,06 triliun.

Ia bilang KB Bank yang berada di kelompok KBMI 2 memiliki komposisi penempatan dana dari bank lain yang sejalan dengan tren industri. Berdasarkan statistik OJK per Juni 2025, rata-rata komposisi penempatan dana bank lain untuk KBMI 2 berada di kisaran 5%–6% dari total DPK.

"Di KB Bank angkanya stabil pada kisaran 4%–5%," ujar Adi.

Ia pun memandang langkah pemerintah menyalurkan tambahan likuiditas sebesar Rp200 sebagai kebijakan yang positif. Harapannya, hal itu secara umum dapat memperbaiki iklim pertumbuhan ekonomi dan mendukung stabilitas sistem keuangan.

Selanjutnya: Industri Pulp dan Kertas RI Tertekan Bahan Baku Impor dan Ongkos Energi

Menarik Dibaca: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×