Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 sebesar 3,48% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal II-2021 yang sebesar 7,07% yoy.
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pendorong utama perekonomian kuartal III-2021 masih dari konsumsi rumah tangga, investasi, dan net ekspor.
Ia merinci, konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2021 diperkirakan tumbuh 3,44% yoy. Sayangnya, ini juga melambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,93% yoy.
Perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarakat sepanjang kuartal III-2021 dibandingkan dengan kuartal II-2021.
“Mengingat, pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilanjutkan PPKM Level 3 dan 4 pada kuartal tersebut,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Penurunan mobilitas masyarakat ini berpengaruh terhadap penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran.
Baca Juga: Ada lonjakan Covid ekonom ini perkirakan ekonomi kuartal III-2021 tumbuh 3,9%-4,3%
Dari konsumsi barang tahan lama atau durable goods, nampak penurunan pertumbuhan pada penjualan mobil ritel. Pada kuartal III-2021 diperkirakan tumbuh 82% yoy, melambat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 193% yoy.
Penjualan motor pada kuartal II-2021 juga mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari 269% yoy pada kuartal II-2021 menjadi 32% yoy saja pada kuartal II-2021.
Meski begitu, impor barang konsumsi di sepanjang kuartal III-2021 tercatat tumbuh positif 54,7% yoy atau naik dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 31,5% yoy.
Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan tumbuh di kisaran 5,6% yoy, melambat dari kuartal sebelumnya yang tercatat 7,54% yoy.
Perlambatan ini bisa terindikasi dari pertumbuhan konsumsi semen yang sebesar 3,3% yoy, melambat dari kuartal II-2021 yang sebesar 12,2% yoy.
Meski, investasi non-bangunan cenderung meningkat yang terlihat dari penjualan alat berat yang tumbuh 179% yoy, lebih tinggi dari kuartal II-2021 yang sebesar 107,3% yoy.
Dari sisi net ekspor, Indonesia diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas global. Dengan demikian, net ekspor diperkirakan tumbuh solid, sejalan laju pertumbuhan ekspor non migas yang naik.
Sebaliknya, konsumsi pemerintah pada kuartal III-2021 diperkirakan cenderung turun 2,72% yoy. Hal ini sejalan dengan penurunan belanja pemerintah pada periode laporan sebesar 17,5% yoy. Padahal, pada kuartal II-2021 belanja pemerintah berhasil tumbuh 5% yoy.
“Laju pertumbuhan belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai cenderung melambat dari laju pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Hanya belanja pembayaran bunga utang yang tercatat meningkat pada kuartal III-2021,” tambah Josua.
Lebih lanjut, Josua optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 akan meningkat bila dibandingkan dengan kuartal III-2021.
Ini sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada awal kuartal IV-2021 dan didukung oleh kebijakan penurunan PPKM level oleh pemerintah di berbagai daerah.
Dengan demikian, secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2021 diperkirakan berada di kisaran 3,4% yoy hingga 3,8% yoy.
Selanjutnya: Ekonom LPEM UI proyeksikan pertumbuan ekonomi di 2022 capai 5,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News